Kejar Produksi 2.045 MBOE per Hari, Pertamina Bahas Teknologi Hulu

Kejar Produksi 2.045 MBOE per Hari, Pertamina Bahas Teknologi Hulu

3-FSTH Makassar _resizeUntuk meningkatkan cadangan dan produksi migas, pekerja Migas di lingkungan Direktorat Hulu PT Pertamina (Persero) menyelenggarakan Forum Sharing Teknologi Hulu (FSTH) ke-4, di Makassar, pada Selasa (25/7). Forum ilmiah ini diadakan untuk menghasilkan temuan baru di bidang teknologi hulu yang bisa diimplementasikan secara praktis di blok-blok migas Pertamina sekaligus sebagai sarana sosialisasi kebijakan dan rencana implementasi aspirasi hulu Pertamina tahun 2030. Di antaranya, meningkatkan produksi migas menuju 2.045 MBOE per hari dan geothermal road to 2.300 MW.

 

MAKASSAR - Direktur utama Perta­mina   Massa Manik  berharap FSTH dapat mendukung peningkatan produksi dan cadangan migas, dengan menciptakan sinergi  antara Direktorat Hulu,  Anak Perusahaan Hulu (APH) serta direktorat lainnya.

 

“Forum semacam ini akan mem­percepat peningkatan kemampuan dalam penerapan teknologi yang efektif dan efisien, baik dalam bisnis migas maupun energi alternatif lainnya,”ujar Massa Manik.

 

Menurutnya, dengan mem­bangun sinergi dan kolaborasi  antara anak usaha di Direktorat Hulu, yang terdiri dari 8 APH, dan didukung oleh Direktorat Pemasaran, Direktorat Pengolahan, HSSE, Universitas Pertamina serta perusahaan-peru­sahaan kelas dunia dalam bidang teknologi, FSTH menjadi muara dari seluruh aktivitas kegiatan eksplorasi dan produksi migas, energi baru dan terbarukan serta geotermal.

 

Sementara itu, Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam menjelaskan, selain eksplorasi yang terbukti meng­hasilkan hidrokarbon, pada  2017 masih akan dibor sebanyak tujuh sumur oleh PHE, yaitu KKX-1 (ONWJ), N-7 (WMO), Kumis-2 (Siak), Kotalama-3 (Siak), Karunia-1 (Abar), SE Sembakung-1 (Simenggaris), dan NEB Ext-1 (Jabung) dengan total perolehan 59 MMBOE (2C). Sedangkan PEP masih akan mengebor enam sumur eksplorasi dan diperkirakan empat sumur selesai dengan estimasi 80 MMBOE (2C). Beberapa kegiatan eksplorasi telah ditindaklanjuti menjadi POD seperti di Badik dan West Badik (PHE Nunukan). PHE Randugunting juga sudah beralih dari eksplorasi ke development.

 

Realisasi produksi migas dari 2014 sampai dengan 2016 meningkat, dimana pada tahun 2014 produksi migas sebesar 549 KBOEPD meningkat 11% menjadi 607 KBOEPD. Di tahun 2016, produksi kembali meningkat 7% menjadi 650 KBOEPD. Sementara realisasi produksi migas pada semester per­tama 2017 sebesar 692 KBOEPD  naik lebih 8% bila dibanding periode yang sa­ma tahun sebelumnya.

 

“Tahun ini produksi me­lebihi target RKAP se­besar 685 KBOEPD. Ini me­nunjukkan, Pertamina berkomitmen memenuhi tar­get produksi migas na­sional,”kata Alam.

 

Sedangkan untuk reali­sasi kapasitas terpasang geotermal, lanjut Syamsu Alam, dari 2014 sampai de­ngan 2016  meningkat 15%.  “Pada 2014 sebesar 402 MW menjadi 437 MW pada  2015.  Tahun 2016, meningkat menjadi 532 MW. Realisasi kapasitas terpasang geotermal pada 2017 sebesar 587 MW ma­sih lebih rendah dari RKAP 2017 yang sebesar 617 MW.

 

Forum Sharing Teknologi Hulu ini sangat relevan di­laksanakan di tengah harga minyak yang belum kembali normal. Banyak lapangan-lapangan di Indonesia cen­derung sudah matang, mem­butuhkan  teknologi yang tepat guna yang bisa dioperasionalkan untuk op­timalisasi produksi migas dan geotermal.

 

FSTH yang mengambil tema: ‘Let’s Make Upstream Rising Up to Secure National Energy : Broader, Further and Deeper’ dimaksudkan untuk mendukung pening­katan poduksi dan ca­dangan migas. Forum yang diselenggarakan Upstream Technology Center (UTC) Pertamina sejak 2010 ini, dilaksanakan secara berkala setiap dua tahun sekali.

 

Dari forum semacam ini, dihasilkan beberapa temuan teknologi, antara lain UTC  yang kini sedang dipatenkan sebagai teknologi Perta­bocsy, suatu teknologi untuk mengidentifikasi ke­beradaan Hidrokarbon secara langsung dari ther­mal anomaly.  Selain itu, ada beberapa temuan di bi­dang passive seismic, Drilling Mobile Apps yang berupa aplikasi engineering bidang pengeboran dalam format aplikasi mobile yang sudah dipakai di se­luruh dunia, dream well berupa drilling data base, sentralisasi data (PUDC) yang sudah memperoleh ISO 27001, pendirian laboratrium EOR, menerbitkan Pedoman Geohazard, Pedoman Ke­teknikan Reservoir dan Pro­duksi serta Pedoman Operasi Drilling.•RILIS

Share this post