Kejar Produksi Lewat Kreativitas dan Inovasi Operasi

Kejar Produksi Lewat Kreativitas dan Inovasi Operasi

20-Lima FSJakarta – “2016 merupakan tahun yang berat untuk kami dan seluruh jajaran Pertamina Hulu Energi Offshore North West  Java (PHE ONWJ), baik di pusat maupun di anjungan-anjungan lepas pantai Jabar Utara. Untuk pertama kalinya sejak 2009, ketika pengelolaan Blok ONWJ beralih ke Pertamina, tidak ada kegiatan pengeboran sepanjang tahun ini. Kami benar-benar harus berjuang  menahan natural decline yang tinggi tanpa aktivitas pengeboran,” papar Irwansyah President/GM PHE ONWJ saat ditemui (14/9).

 

Dalam koridor kebijakan efisiensi dimaksud maka anggaran operasi PHE ONWJ terpaksa dikurangi sampai 40 persen dengan target produksi tetap sama. Karena itu, tidak ada jalan lain kecuali menggali berbagai kreativitas dan inovasi supaya biaya yang kurang dapat diimbangi dengan berbagai langkah terobosan, sehingga kinerja produksi tercapai. “Profil produksi net PHE ONWJ, hingga Juli 2016 mencapai 21.259 barel minyak per hari (BOPD) dan 104,9 juta kaki kubik gas (MMSCFD) sesuai PI sebesar 58,28 %. 

 

Menurut Irwansyah, PHE ONWJ masih punya beberapa peluang untuk mengejar target 2016 di sisa waktu yang tersedia. Pada 2016, SKK Migas menetapkan target produksi minyak Blok ONWJ secara gross sebesar 37.300 BOPD dan gas 163 MMSCFD, dengan target lifting minyak sebesar 36.500 BOPD dan gas 147 MMSCFD. Untuk mengejar target tersebut management PHE ONWJ merancang sejumlah kegiatan optimasi dan perawatan sumur, serta program workover. “Contohnya saja 2 sumur yang sedang kami ker­jakan workover-nya dengan target 1.000 BOPD pada masing-masing sumur. Di samping itu ada juga pekerjaan percepatan waktu, yaitu sejumlah pekerjaan yang dijadwalkan untuk 2017, ditarik ke 2016 ini, khususnya pekerjaan yang tidak memerlukan authorization for expenditure (AFE),” ungkap Irwansyah. Lebih lanjut, dia menerangkan bahwa kondisi fasilitas produksi ONWJ sudah cukup tua, beroperasi sejak 1971. “Oleh karena itu, kami harus mampu mengatasi berbagai kendala khas ladang sepuh seperti natural decline tinggi, unplanned shutdown, kebocoran fisilitas produksi, serta problem-problem ope­rasional lainnya. Bagaimanapun blok ini tetap menjadi andalan PHE karena produksi gas dan minyaknya masih yang terbesar, apalagi kalau ketika PInya lebih tinggi lagi pada 2017 nanti,” imbuh Irwansyah menggambarkan posisi ONWJ terhadap PHE secara keseluruhan.


Bila berkaca pada kinerja bagus PHE ONWJ sepanjang 2015 maka optimisme untuk meraih target produksi dalam 2016 masih menjanjikan. Pada tahun lalu PHE ONWJ berhasil membukukan produksi minyak sebesar 40 ribu BOPD. Catatan ini telah memenuhi target yang ditetapkan oleh pemerintah. Sedangkan produksi gas mencapai 178 MMSCFD melampaui target WP&B 2015 sebesar 175 MMSCFD. Pencapaian produksi tersebut merupakan realisasi berbagai rencana kerja seperti pengeboran, workover, wellservice, pengembangan lapangan GG, serta perbaikan dan perawatan fasilitas produksi. “Mempertahankan level produksi 40 ribu barel per hari pada 2015 bukan pekerjaan mudah di tengah kondisi harga minyak dunia yang rendah. Namun, dengan kompetensi pekerja dan keandalan fasilitas produksi yang baru ditingkatkan, kami mampu menjawab tantangan target produksi 2015,” terang Irwansyah.

 

Sepanjang 2015, PHE ONWJ berhasil menyelesaikan pengeboran sumur pengembangan sebanyak 6 sumur dan workover sebanyak 10 sumur yang menyumbang tambahan produksi minyak sekitar 2.200 BOPD dan gas sekitar 3,2 MMSCFD. Selain itu, tambahan produksi gas juga didapat dari Lapangan GG yang telah beroperasi penuh pada 2015. Tambahan produksi gas dari Lapangan GG sebesar 20 MMSCFD juga turut menopang pencapaian produksi PHE ONWJ pada 2015.

 

Dari implementasi peningkatan efisiensi, kreativitas, dan inovasi maka meski  dalam situasi penuh ujian ini, pada Semester I/2016 PHE ONWJ ternyata mampu meraih sejumlah anugerah, diantaranya penghargaan bergengsi di bidang efisiensi energi. PHE ONWJ memperoleh 2 award dalam bidang efisiensi energi, yakni dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta dari the Clean Energy Ministerial.

 

Menyadari pentingnya inovasi, management PHE ONWJ sangat medukung kegiatan continuous improvement program (CIP), yang juga merupakan agenda korporat. Dalam hal aktivitas CIP tersebut, kreativitas dan inovasi pekerja PHE ONWJ sungguh membanggakan. “Di lingkungan PHE, inovasi kami paling banyak, dari 20 tim yang akan mewakili PHE ke level Direktorat Hulu, 14 tim berasal dari PHE ONWJ dengan tema efisiensi dan peningkatan produksi,” ucap Irwansyah mewartakan antusiasme ber-CIP di jajarannya. Rupanya, semangat berinovasi pekerja PHE ONWJ, ini sejalan dengan tag line yang digaungkan manajemen, yakni: efficient, sustain, and growth.

 

Irwansyah menyadari berbagai program yang telah rancang tersebut tidak akan berjalan manakala penerapan prinsip-prinsip health, safety, security, and environment (HSSE) terabaikan. Oleh karenanya management PHE ONWJ menomor satukan penerapan prinsip HSSE disetiap kegiatan agar berjalan lancar. Kualitas penerapannya, diukur berdasarkan standar International Sustainability Rating System (ISRS), yang pada tahun lalu menempatkan PHE ONWJ di level 4 untuk ISRS 7.

 

Sesungguhnya ISRS adalah best practices penerapan HSSE, bisnis, dan sustainability management bagi suatu perusahaan. Secara ringkas dapat dikatakan, ISRS merupakan panduan bagi penerapan HSE dalam sebuah bisnis.  Kalau suatu perusahaan dapat mengelola HSSE dengan baik, harapannya bisnis anda berjalan lancar, dan jika berbicara dalam jangka panjang maka itu maknanya perusahaan sedang mengupayakan sustainability. “Tahun ini kami ditantang korporat untuk me­naikkannya menjadi level 6 untuk ISRS 8, dan kami menerima tantangan itu,” pungkas Irwansyah mengakhiri perbincangan.•DIT. HULU

Share this post