BOJONEGORO - Sebagai salah satu calon penghasil gas terbesar di Indonesia, Proyek Pengembangan Gas Lapangan Jambaran Tiung Biru (JTB) diharapkan dapat rampung sesuai jadwal. Proyek ini secara ekonomi juga akan memberi manfaat yang cukup besar bagi semua, khususnya di Provinsi Jawa Timur mengingat alokasi gas JTB nantinya akan menyuplai kebutuhan listrik, industri dan lain sebagainya.
Hal tersebut disampaikan oleh Asisten Deputi Migas, Pertambangan dan Petrokimia Kemenko Perekonomian RI, Andi Novianto saat melakukan kunjungan kerja ke JTB di Desa Bandungrejo, Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur pada Jumat 11 Juni 2021.
Andi mengharapkan, JTB yang masuk dalam list Proyek Strategis Nasional (PSN) sektor energi ini akan memberikan suplai kebutuhan gas di Pulau Jawa yang sangat besar sehingga akan memberikan efek peningkatan perekonomian baik secara regional maupun nasional. “Sebagai Proyek Strategis Nasional, proyek JTB ini diharapkan bisa menjadi semacam pioneer yang akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat,” tutup Andi.
Sebelum melakukan site visit, rombongan dari Kemenko Perekonomian ini menerima pemaparan materi terkait progres proyek gas JTB yang disampaikan oleh Direktur Utama Pertamina EP Cepu (PEPC), Awang Lazuardi, General Manager Gas Project JTB, Charles Harianto L. Tobing, serta Kepala Unit Percepatan Proyek JTB SKK Migas, Waras Budi Santosa.
Selain mendiskusikan tentang progress dan kesiapan fasilitas JTB dalam memproduksikan gas dari lapangan Unitisasi Gas Jambaran-Tiung Biru, Tim Asisten Deputy Migas, Pertambangan dan Petrokimia Kemenko Perekonomian juga akan membahas kesiapan fasilitas Pipa Gas Gresik-Semarang yang dikelola oleh Pertagas, yang akan digunakan untuk menyalurkan dan mendistribusikan gas dari JTB ke konsumen.
Sementara itu, Awang menerangkan bahwa Proyek JTB diproyeksikan akan memproduksi gas sebesar 192 MMSCFD, dimana 100 MMSCFD telah dipersiapkan untuk mensuplai kebutuhan gas pembangkit listrik untuk PLN. Ditambahkannya, Proyek JTB juga menghadapi beberapa tantangan, terutama dengan adanya pandemi yang telah berjalan lebih dari setahun ini.
“Kami sadar kami berpacu dengan waktu, apalagi dengan adanya badai pandemi Covid-19 ini. Namun, badai ini tidak menyurutkan semangat kami untuk segera on-stream. Saat ini kami menguatkan barisan dan bekerja lebih keras dengan mitra kerja kami, Konsorsium RJJ, agar dapat mewujudkan pemenuhan kebutuhan energi,” ujar Awang. *PEPC/IN