BALI -- Pertashop merupakan lembaga penyalur Pertamina dalam skala kecil untuk melayani kebutuhan BBM, LPG dan pelumas yang tidak atau belum terlayani oleh lembaga penyalur Pertamina lain. Ini menjadi peluang usaha bagi mitra Pertamina di pedesaan.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Pemasaran Ritel Pertamina Mas'ud Khamid dalam seremoni peluncuran dua Pertashop di Nusa Dua, Bali, Kamis (27/2).
Mas'ud menegaskan, Pertamina memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menjadi mitra Pertashop melalui dua skema bisnis.
"Skema bisnis yang kami tawarkan ada dua, yaitu skema investasi oleh desa dan skema investasi Pertamina dengan tiga kategori usaha, gold, platinum, dan diamond," ujarnya.
Pertashop jenis Gold berkapasitas penyaluran 400 liter per hari dengan luasan lahan yang dibutuhkan sekitar 144 meter persegi. Lokasi dari desa ke SPBU, lebih dari 10 km atau sesuai dengan hasil evaluasi.
Adapun jenis Platinum, berkapasitas penyaluran 1.000 liter per hari, memiliki tangki penyimpanan 10 KL, luas lahan 200 meter persegi dan lokasinya di kecamatan yang belum terdapat SPBU. Sementara jenis Platinum berkapasitas penyaluran 3.000 liter perhari, memiliki tangki timbun 10 KL, luas lahan 500 meter persegi dan berlokasi di kecamatan yang belum terdapat SPBU.
"Pada skema investasi oleh mitra/desa, seluruh investasi baik modal sarana dan infrastruktur maupun modal kerja disiapkan oleh mitra atau desa sehingga keuntungan pun menjadi hak mereka sepenuhnya. Sedangkan skema investasi Pertamina, BUMN ini yang akan mengelola Pertashop dengan modal sarana dan infrastruktur serta modal kerja dari mitra/desa," bebernya.
Bagi yang berminat, calon mitra/desa bisa menyiapkan lahan/lokasi yang sesuai dilengkapi dokumen badan usaha atau badan hukum. "Kami akan melakukan survei lapangan untuk melihat kelayakan dari omzet dan jarak dengan SPBU atau lembaga penyalur Pertamina yang telah dibangun sebelumnya. Setelah itu, pengurusan administrasi perizinan ke Pemda. Selanjutnya mengajukan desain dan pembangunan. Tahap akhir, kontrak kerja sama dengan Pertamina antara 10 – 20 tahun," imbuhnya.
Mas'ud Khamid memastikan, Pertamina akan memprioritaskan lembaga desa sebagai pengelola Pertashop. Oleh karena itu, pihaknya mencari titik distribusi dengan investasi yang rasional berdasarkan kesepakatan global ke depan.
"Pertashop akan menghadirkan produk dengan harga dan kualitas dijamin sama. Dengan konsep ini kita harapkan keberadaan Pertamina makin terasa manfaatnya dalam menyebarkan energi baik dengan harga dan kualitas terjangkau," paparnya.
Sementara itu, Direktur Penataan dan Administrasi Pemerintahan Desa Aferi S. Fudail mengatakan, Kemendagri mendukung program Pertashop merambah desa.
"Kami mendorong pemerintahan desa di setiap provinsi untuk dapat menerapkan tatalaksana pemerintah daerah bersinergi dengan Pertamina sehingga kebutuhan masyarakat desa dapat berkembang dan perekonomian meningkat menjadi desa yang modern," tukas Aferi.
Ketua APRINDO (Asosiasi Pelaku Usaha Retail Seluruh Indonesia) Roy Nicholas Mandey menyatakan hal yang sama. Dengan total anggota 50.000 toko modern, pihaknya mendukung kehadiran Pertashop di desa.
"Sebagai bagian dari sinergi, kami siap memosisikan diri sebagai gerbong, lokomotifnya adalah produk-produk BBM dan LPG yang dijual. Selain itu, ke depannya kami akan menyerap produk desa tersebut dan kami distribusikan ke wilayah lain sehingga berkembang lebih maksimal," pungkasnya.*RIN