JAKARTA -- Cakupan proses bisnis yang luas serta dinamika bisnis yang dinamis tengah dihadapi oleh Pertamina saat ini. Hal itu menuntut Pertamina untuk memiliki suatu platform terintegrasi yang dapat digunakan dalam aktivitas financial reporting, planning, budgeting, forecasting, dan manajemen analisis sehingga manajemen bisa mendapatkan report secara akurat dan cepat.
Atas dasar tersebut, Direktorat Keuangan Pertamina menggelar Kick Off Project "One Finance Integrated System (OFIS) Integrated Finance", dengan melakukan Penandatanganan pakta komitmen "Project One Finance Integrated System (OFIS) Integrated Finance" oleh Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini, di Gedung Grha Pertamina, Jakarta, Rabu (5/10/2022).
Emma mengatakan bahwa Project OFIS merupakan hal yang sangat penting di tengah situasi yang tidak menentu ke depan.
"Kita harus terus melakukan analisis ke depan, jadi OFIS ini harus segera kita implementasikan. Dengan OFIS ini diharapkan semuanya menjadi lebih responsif," ujarnya.
Menurut Emma, manajemen bisa melihat data-data, kemudian dianalisis dan dimitigasi untuk strateginya. "Ini yang penting untuk mejadi strategic action program mitigasi atas risiko-risiko yang mungkin akan terjadi. Oleh karena itu, kita juga dituntut survive dengan menganalisis dan forecasting forward-looking, sehingga semua langkah ke depan sudah bisa dilihat sekarang," kata Emma.
OFIS merupakan integrasi platform yang diharapkan bisa memberikan kemudahan dalam penyusunan report untuk seluruh pekerja, khususnya tim manajemen agar dapat mengambil keputusan dan tindakan bisnis yang tepat dalam waktu yang singkat.
Rakhmad Noviyanto Nugroho, VP Management Analytics and Internal Charging Pertamina mengatakan, dengan adanya OFIS beberapa kendala bisa teratasi, seperti peningkatan akurasi data dan durasi yang lebih singkat dalam pembuatan dashboard monitoring performance. Keseragaman data dan format dalam satu management report dapat digunakan oleh seluruh bagian.
“Harapannya dengan sistem reporting yang terintegrasi dapat menghasilkan respons yang cepat, akurat dan perbaikan dari proses kerja sama khususnya tim manajemen, sehingga hasilnya tentu lebih cepat, meminimalisasi human error, dan sifatnya terintegrasi," pungkas Rakhmad.*HS