Kini “Perahu Ketek” Nelayan Sungai Musi Pakai Bahan Bakar Gas

PALEMBANG – Senyum merekah terlihat dari raut wajah Bambang Mansur dan para nelayan lainnya, ketika namanya dipanggil untuk mendapatkan paket konverter kit yang berisi alat converter BBM ke LPG, mesin penggerak, baling-baling, 2 (dua) buah tabung LPG 3 kg dan aksesoris pendukung lainnya, pada (17/10/2018).  Sebanyak 90 nelayan Sungai Musi yang mata pencahariannya mengandalkan perahu ketek untuk mencari ikan, kini sudah memakai perahu berbahan bakar gas.

“Alhamdulillah kami bersyukur nian, pacak dapet mesin baru sudah samo LPG 3 kgnyo jugo (Alhamdulillah kami bersyukur sekali, bisa mendapatkan mesin baru sudah sama LPG 3kg nya juga),” ujar pria kelahiran Palembang, 46 tahun silam ini.

Bambang menuturkan, setiap 2 hari, ia membeli BBM jenis Premium atau Pertalite untuk kebutuhan bahan bakar perahunya.  “Biasonyo aku beli Premium atau Pertalite sekitar 1.5 liter pacak abis 2 hari, insyaAllah kalo lah pake gas ongkos kami turun ke sungi pacak jauh lebih hemat lagi (Biasanya saya membeli premium atau pertalite sekitar 1,5 liter bisa habis 2 hari, insyaAllah kalau sudah pakai gas ongkos kami turun ke sungai bisa jauh lebih hemat lagi),” tuturnya.

Satu tabung gas LPG 3 kg setara dengan 8 liter BBM.  Pemakaian LPG 3 kg juga menjadi jauh lebih hemat, karena 1 tabung bisa dipakai untuk 3 sampai 4 hari, dengan harga eceran tertinggi (HET) gas di kota Palembang Rp 15.650.  Melalui program konversi ini, nelayan dapat melakukan penghematan biaya operasional mencapai 40% hingga 60%.

Tidak hanya itu keunggulan program konversi BBM ke LPG ini, Bambang mengakui tenaga perahunya menjadi lebih tangguh serta pengurangan emisi gas karbon monoksida terlihat signifikan.  “Perahu jadi lebih cepet lajunyo samo gas buang idak teraso cak sebelumnyo (Perahu menjadi lebih cepat lajunya sama gas buang tidak terasa seperti sebelumnya),” kata Bambang.

Pendistribusian paket Perdana konverter kit BBM ke LPG ini menjadi salah satu solusi penyediaan energi alternatif yang lebih ramah lingkungan, karena diakui dapat mengurangi emisi gas karbon yang dapat menyebabkan polusi udara dan juga air sungai.

Adapun kriteria nelayan yang berhak mendapatkan paket konverter kit antara lain, nelayan kecil yang sesuai Undang-undang no 31 tahun 2004 tentang perikanan, perpres no 126 tahun 2015, Kepmen 537 K/12/MEM/2016, kemudian perahu yang dimiliki berbahan bakar bensin, daya mesin perahu lebih kecil atau sama dengan 13 HP, jenis alat tangkap ramah lingkungan  dan tidak membantu illegal fishing serta belum pernah mendapatkan bantuan sejenis dari pemerintah pusat, daerah atau badan usaha.

Sehari sebelumnya, para nelayan  dibekali pengetahuan  tata cara mengoperasikan mesin konverter serta penggunaan aman LPG 3 kg, serta disampaikan juga tempat pembelian tabung gas resmi di pangkalan terdekat tempat tinggal mereka.  Penjelasan tersebut untuk memudahkan para nelayan jika ingin membeli kembali refill Elpiji 3 kg.

“Kami tentunya senang sekali jika para nelayan merasakan betul manfaat dari program ini, sehingga penggunaan LPG 3 kg juga menjadi lebih tepat sasaran,” jelas Pjs. Region Manager Communication & CSR Pertamina Sumbagsel Taufikurachman.

Ketika ditanya apakah Bambang yang kesehariannya bisa menjaring ikan sampai 10 kg ini pernah mengetahui konverter kit ini sebelumnya, dengan senyum malu-malu ia menjawab, “Pernah jingok di youtube dan memang ujinyo jauh lebih hemat.  Semoga bae dengan kami dikasih ini, kami pacak bawa duit lebih banyak untuk keluargo (Pernah lihat di youtube dan memang katanya jauh lebih hemat.  Semoga saja dengan kami diberi ini, kami bisa membawa uang lebih banyak untuk keluarga.” tutupnya. •MOR II

Share this post