JAKARTA - “Yang terpenting, kita tetap menggunakan motto dari Pak Ibnu Sutowo, yaitu ‘Bekerja sambil Belajar, dan Belajar sambil Bekerja’. Jadi kalau pekerja Pertamina hadir di sini, dia tidak membolos, tetapi juga bekerja sambil belajar.”
Demikian kata Manager Data dan Info Ghanapati Sj. Satyani ketika membuka acara “e-Library Expo 2013” di Lantai Ground Gedung Utama pada Selasa (19/3). Acara menghadirkan empat pembicara yang ahli di bidang informatika dan e-library.
Ghanapati mengungkapkan, Perpustakaan Pertamina berdiri pertama kali tahun 1970 dan menempati Gedung Pertamina yang terletak di Jalan Teuku Umar No. 29, Menteng, Jakarta Selatan. Perpustakaan mulai menggeliat tahun 2010, dengan tambahan berbagai fasilitas IT modern yang intinya memudahkan para pekerja untuk meminjam buku Perpustakaan Pertamina.
Dalam kesempatan itu, Ghanapati juga menegaskan keinginannya untuk menjadikan Perpustakaan Pertamina sebagai referensi utama bidang migas di Indonesia. Menurutnya hal tersebut tidak terlalu muluk. “Karena sudah sejak lama saya lihat, banyak pekerja dan mahasiswa dari luar, yang kalau menulis tentang migas, pasti masuknya ke Perpustakaan Pertamina,“ tegas Ghanapati. “Dan terus terang saja, kita ingin mempertahankan reputasi itu.”
Beberapa layanan diperkenalkan Perpustakaan Pertamina , termasuk layanan antar jemput buku, bukan cuma di Kantor Pusat saja, tetapi bisa juga ke luar kota.
Perpustakaan Pertamina kini meliputi Perpustakaan Kantor Pusat Pertamina, Perpustakaan EPTC Direktorat Hulu, Perpustakaan R & D Direktorat Pengolahan, Perpustakaan PLC dan juga Perpustakaan PHE.
Expo setengah hari juga menghadirkan 4 pembicara yang expert dalam bidang informatika dan e-library. Pertama, Hardi Sukardi yang membahas Electronic Resources, e-Journals & e-Books. Kedua, Ayu Andiri yang membicarakan e-Content Value from Economic Aspect. Ketiga, Helwis Thiaj dengan tema The Benefits of e-Content in Legal Aspect. Dan yang keempat, Ivan Houdiny tentang Technical Standards dalam bidang e-Library. (UHK)