SEMARANG - SKK Migas perwakilan Jabanusa, bekerja sama dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang terdiri dari PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, PT Pertamina EP Cepu (PEPC), ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), dan Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ) menyelenggarakan Lokakarya Media dan Forum Komunikasi Kehumasan Industri Hulu Minyak dan Gas Bumi (FKKIHM) periode III tahun 2016 di hotel Crowne Plaza Semarang, (1-3/11). Lokakarya tersebut fokus membahas pemanfaatan gas bumi di Indonesia ke depan. Kegiatan diikuti oleh puluhan pimpinan media di wilayah Jawa, Bali, Madura, dan Nusa Tenggara. Hadir juga beberapa tokoh nasional, seperti anggota komisi VII DPR RI Satya Widya Yudha dan budayawan nasional Prie GS.
Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa, Ali Masyhar, mengharapkan, lokakarya ini dapat menjadi ajang berkomunikasi, koordinasi, konsolidasi, dan sosialisasi mengenai industri migas di Indonesia, sekaligus sebagai ajang silaturahmi antara SKKMigas bersama KKKS Jabanusa dengan insan media.
Ali juga memaparkan upaya SKK Migas dalam mengoptimalkan pemanfaatan gas untuk peningkatan perekonomian Indonesia, yaitu dengan memanfaatkan gas untuk pembangkit tenaga listrik.
Semetara itu, Kepala Divisi Komersialisasi Gas Bumi SKK Migas, Sampe L. Purba, yang menerangkan ada lima hal yang terdapat di dalam produksi gas, yaitu: suplai, demand, infrastruktur, aspek komersial, dan regulasi, yang semuanya menjadi dasar penentuan harga gas bagi perusahaan pupuk. “Sehingga bisa ditemukan harga yang efektif dan efisien,” sambungnya.
Lokakarya tersebut juga diisi dengan kunjungan ke lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Tambak Lorok. Tujuan kunjungan ini untuk mengetahui manfaat dari hasil eksplorasi dan eksploitasi migas untuk kegiatan industri. PEPC sebagai operator Lapangan Gas Jambaran-Tiung Biru (JTB) mempunyai potensi sebagai pensuplai gas ke PLTGU Tambak Lorok. Hal ini disampaikan oleh manajer operasi PT Indonesia Power, Dony Bakar. “Ada peluang kita akan membeli gas dari sana, akan tetapi kita lihat dulu,” katanya.•PEPC