Jakarta – Berhasil meraih nilai tertinggi dari semua dimensi penilaian membuat Pertamina kembali unggul dan menyisihkan 15 finalis dari perusahaan dan organisasi papan atas di Indonesia. Dari 15 finalis itu, 9 di antaranya dianugerahi penghargaan, termasuk didalamnya 3 terbaik, salah satunya adalah KOMET Pertamina.
Bertempat di Bali Room, Hotel Indonesia Kempinski, Rabu, (16/7), penghargaan diterima oleh Direktur Umum Pertamina, Luhur Budi Djatmiko, dari Chairman and Knowledge Fellow of Dunamis Organization Nugroho Supangat. Indonesian MAKE Study Award kali ini mengambil tema “Knowledge as a Weapon to Face ASEAN Free trade – Embracing Changes”.
Selain pemberian penghargaan, acara ini juga diisi dengan sharing session oleh Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Prof. Dr. Eko Prasojo, Mantan Menteri Perdagangan RI, Gita Wirjawan, dan perwakilan dari juara Asian MAKE Study yaitu dari Arup Hongkong, Dr. Ricky Tsui, R & D Director For East Asian Region.
“Ini merupakan rangkaian studi untuk mencari organisasi berbasis pengetahuan yang paling dikagumi di Indonesia,” kata Robby Susatyo.
Disebutkan juga, IndonesianMAKE Study Award ini diawali pada bulan Maret 2014 dengan diselenggarakannya proses nominasi yang berhasil menjaring 54 organisasi sebagai nominasi. Kemudian diseleksi lagi hingga menghasilkan 15 organisasi sebagai finalis.
“Kita menjadi yang terbaik karena kita memperoleh nilai tertinggi di semua dimensi penilaian. Suatu hasil ukuran yang dilakukan oleh berbagai panelis dari berbagai perusahaan di luar Pertamina yang melihat potret kita,” kata Ketua Tim KOMET Pertamina, Faisal Yusra, dalam kesempatan tersebut.
Bagi Faisal, hal ini menunjukkan bahwa proses yang bergulir dari tahun ke tahun dalam pengelolaan pengetahuan di Pertamina telah berjalan dengan bagus dan sesuai dengan rancana yang telah disusun. Dibandingkan dengan benchmark di perusahaan lain di Indonesia, peningkatan Pertamina itu sungguh luar biasa. “Hal ini tidak lepas dari jerih payah KOMETers di seluruh Indonesia,” ujar Faisal Yusra.
Kemenangan tersebut mengantarkan KOMET Pertamina untuk kembali mewakili Indonesia di ajang Asian MAKE Study, yang rencananya digelar di Hongkong. Tahun sebelumnya, Tim KOMET berhasil menjadi juara, namun belum menembus kategori The Best. Kali ini, Faisal dan Tim menargetkan masuk ke The Best Three.
Namun lebih dari itu, KOMET Pertamina memiliki target yang lebih tinggi, yakni andil dalam Global MAKE Study. Menurut Faisal, yang penting disini bukanlah untuk mengejar suatu penghargaan tapi lebih ke benchmark di tingkat dunia.
“Karena kita sudah masuk Fortune 500, kita ingin tahu sebetulnya di tingkat dunia kita berada di level apa? Kita sudah tahu di Indonesia Pertamina sudah ada di level maksimum, perusahan-perusahaan yang tadinya maturity dalam hal knowledge management penilaiannya sudah dibawah kita. Nah, di tingkat Asia kita harapkan kita bisa masuk The Best Three,” ungkap Faisal.
Faisal Yusra menuturkan, untuk tahun 2015 mendatang, dirinya dan tim sudah menyusun program untuk masuk ke Global MAKE Study. Mulai dari utilisasi dan kolaborasi, jika hal tersebut berhasil di semester kedua di tahun ini, maka otomatis akan menjadi nilai tambah dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain di dunia.•SAHRUL