BALONGAN – Komisi VII DPR RI melakukan kunjungan ke RU VI Balongan, Kamis (12/2). Kegiatan diawali dengan overview kilang RU VI Balongan yang disampaikan Engineering and Development Manager RU VI Balongan Iman Syafirman.
Tim yang dipimpin Wakil Ketua Komisi VII DPR Mulyadi mengatakan tujuan kunjungan spesifik ke RU VI Balongan ini adalah untuk mengetahui secara komperehensif dan detail operasi RU VI Balongan dan upaya peningkatan kapasitas kilang serta peremajaan kilang sebagai upaya mewujudkan ketahanan dan cadangan BBM nasional.
Menjawab pertanyaan Komisi VII DPR RI, Direktur Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi membenarkan Pertamina telah menandatangani MoU dengan tiga investor proyek Refining Development Masterplan Program, yakni Saudi Aramco, JX Nippon dan Sinopec untuk pembangunan kilang-kilang. Dengan kompleksitas tinggi, produksi bahan bakar yang dihasilkan akan naik sekitar 2,5 kali lipat dari 620.000 bph saat ini menjadi 1,52 juta bph dengan produk utama gasoline dan diesel. Produk-produk tersebut akan memiliki kualitas tinggi yang comply terhadap standard Euro IV.
“Apabila proyek RDMP nanti terselesaikan, diproyeksikan akan mendongkrak kapasitas pengolahan minyak mentah dari posisi saat ini sekitar 820.000 barel per hari (bph) menjadi 1,68 juta bph atau dua kali lipat,” ungkap Rachmad saat diskusi dengan Komisi VII DPR.
Ia juga menegaskan, setelah pembangunan kilang-kilang RDMP selesai maka semua kilang dapat memproduksi minyak dengan RON 92 ke atas. Dalam diskusi yang berlangsung di Ruang rapat 1 Adm Building RU VI ini, Komisi VII DPR RI juga meminta RU VI Balongan mempersiapkan infrastruktur dalam mendukung program pemerintah menghilangkan bensin RON 88 menjadi RON 92 dalam dua tahun ke depan. Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Mulyadi yakin kilang Pertamina RU VI Balongan dapat menghasilkan minyak dengan RON 92 meski volumenya tidak akan sebesar memproduksi RON 88.
Sementara itu General Manager RU VI Balongan, Yulian Dekri mengatakan RU VI Balongan mendukung rencana pemerintah untuk perubahan RON 88 ke RON 92. Yulian menambahkan, secara sistem RU VI sudah siap memproduksi Pertamax dengan RON 92. Yulian Dekri juga menyambut positif Komisi VII yang mendukung proyek RDMP selama bisa meningkatkan produksi dan mengurangi impor.•RUVI