CILACAP– Menjawab kekhawatiran perusahaan terhadap peningkatan frekuensi major accident, maka dibutuhkan suatu sistem kontrol yang terhadap operasional perusahaan serta proses manajemen resiko yang berjalan di perusahaan. Untuk itu diciptakanlah International Sustainability Rating System (ISRS) guna mengakomodir hal tersebut sekaligus untuk mengontrol proses manajemen lingkungan, kualitas, keamanan, serta sustainability reporting. Sistem ini diberlakukan bagi perusahaan-perusahaan yang menjalankan operasional bisnis dalam berbagai macam sektor.
Merespon tantangan tersebut, maka RU IV Cilacap menyelenggarakan Workshop ISRS di Gedung Patra Graha pada 20-22 April 2015 yang diikuti oleh tim manajemen, section head, serta para pekerja. Pjs GM RU IV Cilacap Gunarno menyampaikan, target rating ISRS RU IV Cilacap pada tahun ini adalah 5 dari level atau peringkat tertinggi yakni 8.
“Dibutuhkan pelaksanaan program ISRS secara konsisten serta kerja sama dari seluruh pihak untuk menyusun program, menindaklanjuti audit internal, melakukan audit DNV, serta penyusunan program secara komprehensif sehingga mampu mencapai target ISRS serta menghindari risiko kerja. ISRS ini perlu memperoleh dukungan karena apabila target tercapai maka dapat meningkatkan kepercayaan diri perusahaan sehingga mampu membuat bisnis aman dan berkesinambungan.” ujar Gunarno.
HSE Manager RU IV Cilacap Leodan Haadin menjelaskan, ISRS merupakan suatu sistem yang digunakan dalam dunia perindustrian untuk menilai, meningkatkan dan membuktikan bahwa proses bisnis dari organisasi tersebut sudah berjalan dengan benar. ISRS 8 merupakan tingkatan tertinggi dan best practice dalam proses safety management untuk mengelola resiko.
“Sistem ISRS dapat berjalan dengan baik dengan cara memastikan key process dilaksanakan, melakukan perbaikan yang berkelanjutan, serta memastikan manajemen risiko yang efektif. Penerapannya sesuai dengan DNV Standards, yakni Quality, Supply Chain, Environment, Process Safety, dan HSEQ.” jelas Leodan Haadin.
Pelaksanaan ISRS Assessment dilakukan melalui proses penilaian berdasarkan bukti dokumen dan wawancara, penilaian sistem manajemen saat ini, pelaporan detail termasuk saran perbaikan, serta skoring yang konsisten.
Lebih jauh lagi, Leodan Haadin menjelaskan, tahun 2013 lalu, RU IV Cilacap memperoleh skor sebesar 56,7 sehingga mendapatkan peringkat 4. Untuk mencapai level 5 atau 6, maka harus meningkatkan key process terutama poin learning from event yang belum memiliki mekanisme monitoring dan tracking yang jelas.
Untuk mengimplementasikan program ISRS tersebut guna mencapai target yang ditetapkan, maka dibentuk champion yang terdiri dari tim manajemen, dan support team yang terdiri dari para section head, serta fasilitator dari pekerja cross function untuk mencapai dan melaksanakan program ISRS-8.
Selama pelaksanaan workshop, tim ISRS diberikan materi dan penjelasan seputar ISRS 8 oleh narasumber dari HSSE Refining dan tim dari DNV sehingga mampu memahami konten ISRS secara komprehensif.
“Semoga pekerja dan perusahaan mampu mengelola proses dan manajemen resiko, menerapkan perbaikan berkelanjutan, memperbaiki performa bisnis, perilaku, dan kepercayaan diri pekerja,” tutup Nyoman Sukadana.•RU IV