Komitmen Pertamina Cari Cadangan Migas Baru

Komitmen Pertamina Cari Cadangan Migas Baru

16-BUNYUBUNYU– “Melalui kegiatan eksplorasi, Pertamina EP meren­canakan kegiatan survey seismic sepanjang 1.167 km, yang terdiri dari wilayah Area Sumatera Utara untuk survey Garcinia dan Seremban, Area Sumatera Selatan untuk survey Karbela dan Selingsing, Area Jawa Barat untuk survey Akasia Besar, Area Jawa Timur untuk survey Lumajang, Area Kalimantan untuk survey Tanjung dan Bunyu, serta di Area Papua untuk survey Kupalanda”, ujar Dwi Soetjipto saat mengunjungi lapangan Bunyu di Kabupaten Bulungan Propinsi Kalimantan Utara, pada Sabtu, (27/6).

 

Selain itu, Pertamina EP juga menargetkan pemboran eksplorasi sebanyak 9 sumur yang terdiri dari 5 sumur wildcat yang merupakan sumur yang dibor pertama kali untuk menentukan keterdapatan minyak dan gas pada lokasi yang masih baru, dan 4 sumur deliniasi yang bertujuan untuk mencari batas-batas penyebaran migas pada la­pisan penghasilnya. Dari ke­giatan eksplorasi tersebut diha­rapkan dapat mencapai target penemuan cadangan sampai dengan 90 Juta Barel Minyak Ekuivalen (MMBOE) selama tahun 2015, yang terdiri dari minyak sebesar 22 Juta Barel Minyak Mentah (MMBO) dan gas bumi se­besar 390 Miliar  Standar Kaki Kubik (BSCF).

 

Dwi mengatakan, meski­pun harga minyak mentah dunia tengah mengalami pergerakan harga yang cukup fluktuatif dan saat ini jauh lebih rendah dari periode ta­hun 2013 - 2014, namun Per­ta­mina terus berjuang me­nunjukkan komitmen ter­baik untuk bangsa Indonesia. “Ketahanan energi itu nafasnya ada di penemuan cadangan. Kalau tidak dilakukan eks­plorasi maka ketahanan energi bisa terganggu. Dan itu yang tidak kami inginkan”, tegas Dwi.

 

Dalam kunjungan kerjanya ke Bunyu, Dwi mengatakan bahwa kegiatan seismik yang dilakukan di Bunyu pada tahun 2015 ini adalah kegiatan seismik yang dilakukan untuk kelima kalinya, dengan target panjang lintasan sepanjang kurang lebih 209 km yang akan melintas hampir di se­luruh area Bunyu. 

 

Sebelumnya, kegiatan seismik di Bunyu telah di­la­kukan pada  tahun 1949 dan 1969, di mana berda­sarkan data seismik pada saat itu, lapangan Bunyu diproduksikan. Selanjutnya pada tahun 2005 dan 2012 kembali dilakukan ke­giatan seismik untuk mem­perkaya data. Dwi me­nyampaikan bahwa ke­giatan seismik dilakukan de­ngan memanfaatkan per­kembangan teknologi yang semakin berkembang, untuk memperoleh  data cadangan sumber migas yang semakin akurat.

 

“Untuk memperoleh ha­sil survey yang bagus dan akurat, survey Bunyu akan dikombinasikan dengan surveyGravity, kemudian hasil survei seismik dan gra­vity Bunyu 2015 akan diintegrasikan dengan hasil survei geofisika lainnya yaitu surveyPassive Seismic dan surveyMagnetotellurics agar diharapkan dapat meng­gam­barkan model bawah per­mukaan area Bunyu dengan lebih baik” jelas Dwi.

“Seluruh upaya yang kami lakukan ini demi mene­mukan cadangan migas bagi Bangsa In­donesia. Karena itu, kami memohon dukungan dari para pemangku kepentingan agar kegiatan seismik ini dapat berjalan dengan lancar,”ucap Dwi.•PEP

Share this post