Komitmen Pertamina Dirikan SPDN

Komitmen Pertamina Dirikan SPDN

SBY SPDNSusahnya mendapatkan solar di Kampung Nelayan Dusun Pasir Putih, Karawang bukan karena tidak ada pasokan. Namun karena jauhnya lokasi SPBU dari tempat mereka.


JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah meminta Pertamina untuk mencukupi kebutuhan solar bagi masyarakat di wilayah Karawang dengan mendirikan SPDN (Solar Paket Dealer Nelayan). Hal ini terkait banyaknya tengkulak dan jauhnya lokasi SPBU yang berimbas kepada tingginya harga solar eceran.


Pernyataan tersebut disampaikan SBY saat meninjau Kampung Nelayan di Dusun Pasir Putih, Desa Sukajaya Kecamatan Cilamaya Kulon Kabupaten Kerawang, Jawa Barat, Selasa (16/4). Turut mendampingi SBY, Menteri Kelautan Menteri Kelautan dan Perikanan Syarif Tjitjip Sutardjo, Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hassan, Seskab Dipo Alam, Menteri BUMN Dahlan Iskan, Wagub Jabar Dede Yusuf, Bupati Karawang Ade Swara, serta Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya.


SBY yang didampingi Ibu Ani Yudhoyono memantau proses bongkar hasil laut hingga pelelangan ikan. Kemudian bersama rombongan, SBY menyaksikan pengolahan ranjungan dan menyempatkan berdialog dengan masyarakat nelayan setempat.


“Masyarakat disini cuma ingin satu. Ingin didirikan SPDN karena sulit mencari solar di sini. Bukan karena langka pasokannya, tapi jarak dari Dusun ke SPBU, itu 12 Km,” ungkap Waryono, salah satu perwakilan warga, yang juga menjabat Wakil Manajer Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasir Putih.


Waryono memaparkan, jauhnya jarak ke SPBU beraki­bat kepada kurang efektifnya waktu dan membengkaknya pengeluaran operasional nelayan. Akhirnya mau tidak mau para nelayan memilih membeli di tengkulak dengan harga yang lebih mahal yaitu berkisar Rp 5.000 - Rp 6.000, dari harga normal Rp 4.500 per liternya.


“Ini akan berpengaruh pa­da harga jual ikan. Kalau ada SPDN, otomatis bisa ringan perbekalannya,” kata Waryono.


Rata-rata kebutuhan 228 nelayan di dusun pemasok ikan Rajungan, Pancing Rawai, dan Cunang ini se­kitar 164 ribu liter setiap bulan. Tingginya angka konsumsi tersebut karena jauhnya daerah jelajah para nelayan untuk mencari ikan yang mencakup Kalimantan Barat, dan Sumatera.


Menanggapi hal tersebut, General Manager Marketing Operation Region III Hasto Wibowo mengatakan, Per­ta­mina memang sudah me­rencanakan membangun SPDN di daerah Dusun Pasir Putih yang dinilai strategis.Pertamina juga sudah berkoor­dinasi dengan TPI setempat.


Namun, ia menambahkan kini keputusan akhir ada di Dinas Kelautan dan Per­ikanan (DKP) yang berhak mengeluarkan izin pendirian SPDN di lokasi Dusun Pasir Putih.”Semua tergantung DKP, Dinas Kelautan Perikanan, karena penunjukan titik lokasi SPDN itu dari DKP. Kalau Pertamina ya meneruskan progress pembangunannya,” kata Hasto Wibowo.


Namun demikian Pertamina tetap bergerak cepat dengan menggelontorkan solusi baik jangka pendek maupun jangka panjang. Setidaknya 10 drum solar berisi masing-masing 200 liter dengan bobot total keseluruhan mencapai dua ton telah disediakan Pertamina di TPI Pasir Putih dan 2 Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Para nelayan bisa membeli solar dengan harga Rp 4.750 per liter. Pertamina menyediakan drum-drum solar bekerja sama dengan koperasi dan Himpunan Dana Nelayan.


“Kami sangat meng­harapkan kerja sama pem­da setempat untuk mem­perbaiki akses jalan agar bisa dilalui mobil tangki tangki Per­tamina berbobot 16 KL.” tegasnya. (SHA)

Share this post