Konsolidasi Pelaksanaan Konversi BBM ke LPG untuk Nelayan Kecil melalui Forum Group Discussion


SEMARANG – Persiapan pelaksanaan Program Konversi BBM ke LPG untuk Nelayan Kecil untuk 55 kabupaten kota di seluruh Indonesia secara detil terus  dilakukan melalui Forum Group Discussion (FGD). Kegiatan yang menjadi bagian dari Rapat Koordinasi Konversi BBM ke LPG untuk Kapal Perikanan bagi Nelayan Kecil Tahun Anggaran 2018 ini   diikuti oleh Pertamina, BPH Migas, DKP, dan vendor pelaksana.

FGD yang diadakan di Hotel Patra Jasa Semarang, pada Senin (3/9/2018), membahas tentang kesiapan pelaksanaan program Konversi di masing-masing wilayah.

Project Coordinator Kerosene to LPG Coversion Pertamina yang diwakili oleh Herdi S. Indrawan menjelaskan, untuk periode September – Novenber 2018, paket konversi dipetakan menjadi dua  wilayah penyaluran. Wilayah 1 terdiri dari  Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan  Jawa Timur. Sedangkan wilayah 2 terdiri dari  Bali, NTB,  Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Utara.

“Di wilayah 1, kita akan gelontorkan 7.792 paket konversi untuk nelayan kecil, sedangkan di wilayah 2 sebanyak 17.208 paket konversi. Dari masing-masing wilayah juga akan dibagi lagi berdasarkan zona. Untuk wilayah 1 terdapat dua zona, sedangkan di wilayah 2 terdapat empat zona,” jelas Zulfikar.

Sama FGD tersebut juga membahas tentang kesinambungan refill LPG serta kesiapan sarana dan prasarananya. Rencananya, pembagian  paket konversi dibagikan pada 11-30 September  hingga 30 November 2018.

“Seperti tahun sebelumnya, nelayan kecil yang mendapatkan paket konversi adalah yang mempunyai kartu nelayan atau kartu kusuka serta memiliki kapal  berbagah bakar bensin dengan kapasitas di bawah 5 Gross Tonage (GT),” jelas Zulfikar.

Ia berharap, dengan mendapatkan paket  konversi berupa mesin, konverter kit, long tail, serta dua tabung LPG 3 kg , kehidupan para nelayan kecil tersebut lebih sejahtera karena  dengan program ini dapat menghemat bahan bakar ketika melaut hingga 50% atau sekitar Rp 50.000 – Rp 100.000.•

Share this post