Kontribusi Pertamina untuk Indonesia Jelang Revolusi Industri 4.0



YOGYAKARTA - Indonesia telah memasuki gerbang Revolusi Industri 4.0 atau industri generasi keempat. Revolusi industri 4.0 dimulai dengan revolusi internet yang sebenarnya telah berlangsung di sejak tahun 90-an. Namun, di tahun-tahun awal kehadiran inter­net, belum banyak yang mengetahui jika efeknya akan seperti ini.

Pemerintah telah menyusun roadmap industri 4.0 dengan bantuan sejumlah pihak. Dengan adanya roadmap tersebut, pemerintah berharap dapat meningkatkan daya saing industri nasional di kancah global. Kesiapan SDM dalam menyambut industri 4.0 adalah menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan.

Pertamina sendiri kini berusaha keras untuk mendukung kepada para vendor yang memiliki teknologi, memiliki inventure atau industri untuk melakukan sinergi dengan institusi pendidikan guna membantu pemerintah dalam menyiapkan SDM yang mampu bersaing menyambut industri 4.0 tersebut.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia PT Pertamina Tbk, Ignatius Tallulembang mengatakan, kehadiran vendor atau industri di dalam dunia pendidikan sangat diperlukan. Teknologi yang digunakan oleh industri bisa diperkenalkan kepada mahasiswa sehingga mereka lebih memahami perkembangan industri saat ini.

“Ini tentu bermanfaat bagi mahasiswa ketika lulus nanti sehingga bisa beradaptasi dan cepat bekerja. Pihak universitas juga mendapat informasi teknologi terkini,” tuturnya saat memberikan paparan di Universitas Gajah Mada (UGM) Connected Laboratory.

Tallulembang menan­daskan, sinergi antara Pertamina dengan universitas sudah berlangsung lama, termasuk dengan UGM. Pihaknya selalu melakukan update informasi teknologi terkini dalam pembelajaran di ruang kuliah.
Bahkan, dalam setahun setidaknya dua kali ia datang ke UGM untuk memberikan informasi perubahan teknologi yang diman­faatkan oleh Pertamina. Tak hanya teknologi terkini yang digunakan oleh Pertamina, ia juga menyampaikan perkembangan terbaru baik dari sisi perusahaan ataupun pengembangan perusahaan.

Menurutnya, dengan updating tersebut maka akan sangat membantu pihak perusahaan yang nanti menerima para mahasiswa ini ketika lulus nantinya. Oleh karena itu, Pertamina merasa sangat perlu untuk memberikan sumbangsih kepada dunia pendidikan mengingat akan menguntungkan kedua belah pihak.
Hal tersebut disepakati Menteri Riset, Tehnologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti), Prof H Mohamad Nasir.  Menurutnya, aktivitas internal dan eksternal universitas harus bisa disinergikan dengan kepentingan industri sehingga akan menghasilkan SDM yang berkualitas dan siap memasuki industri, terutama industri 4.0.

“Peran dunia usaha untuk membantu mengembangkan kualitas SDM di perguruan tinggi sangat diperlukan,”tegasnya.•MOR IV

Share this post