Kreatif Cari Peluang Profit PDSI Cemerlang

Kreatif Cari Peluang Profit PDSI Cemerlang

20-Foto 1_D-1500-53-_resizeJakarta - PT Pertamina Drilling Service Indonesia (PDSI), anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang bergerak dalam bidang penyediaan jasa manajemen pengeboran, perawatan sumur minyak dan gas bumi, serta geothermal terus menapak maju. Meski, iklim usaha sedang lesu terkena dampak penurunan harga minyak mentah dunia, kreativitas jajaran PDSI jutru terpacu dalam mencari peluang-peluang baru. Hasilnya, tercermin dari peningkatan revenue setiap tahun selalu melebihi target. Tercatat pada 2016, PDSI memperoleh revenue sebesar US$ 214,13 juta, lebih tinggi 12% dibanding target RKAP. “Karena penambahan aktivitas usaha mengakibatkan beban pokok pendapatan pada 2016 lebih tinggi dari yang tercantum dalam RKAP. Namun, total laba bersih yang diterima PDSI pada 2016 adalah sebanyak US$ 8,71 juta atau 340% dari total laba bersih pada 2015 lalu,” jelas Lelin Eprianto, Direktur Utama PDSI saat ditemui di kantornya (07/06).

 

Di tengah krisis harga crude di pasar global yang masih belum usai, PDSI termasuk dari sedikit perusahaan jasa pengeboran di dunia yang mampu melejitkan profit tahun lalu. Tidak hanya itu, jika dihitung dari beberapa parameter kinerja keuangan lainnya seperti EBITDA (Earning Before Interest, Tax, Depreciation, and Amortization), net income, nilai PDSI setara dengan perusahaan-perusahaan berkelas dunia. Bahkan untuk angka Trailing Twelve Months (TTM) atau pendapatan setiap pekerja per tahun, angka PDSI cukup tinggi hingga US$ 110 ribu, lebih tinggi dibandingkan perusahaan sejenis di Kanada yang angkanya US$ 75 ribu.

 

Me­nurut Lelin, manajemen PDSI juga berhasil menekan angka collection period dari semula 162 hari pada 2015 menjadi 92 hari untuk 2016. Raihan tersebut merupakan capaian collection period ter­baik sepanjang 9 tahun eksistensi PDSI. Hal ini mem­buktikan pekerja PDSI mampu mewujudkan collection period PDSI bisa dicapai di bawah 100 hari.

 

Selanjutnya Lelin menambahkan, angka utilisasi Enterprise Resource Planning (ERP) tercapai 100%, dan ini merupakan perolehan terbaik sejak 2011. Dari tampilan keberhasilan tersebut maka baik EBIDA maupun net profit PDSI tahun lalu mengalami kenaikan yang sangat signifikan. ”Capaian gemilang tersebut bisa diraih karena korporasi setiap tahunnya melakukan detailing terhadap strategi jangka panjang yang telah disusun sebelumnya,” imbuh Lelin. Contoh, pada 2016 lalu PDSI menerapkan delapan inisiatif strategis, yakni: (1) Safety is Priority, (2) Efficiency Throughout Organization, (3) Warm Stack Status for Idle Assets, (4) Revenue Optimization, (5) Technology Development & Innovation for Uniqueness, (6) Stakeholder Engagement, (7) Building Effective Organization, dan (8) Building Internal Competencies.

 

Strategi di atas telah terbukti keampuhannya. Langkah-langkah tersebut didukung oleh seluruh jajaran PDSI, lewat upaya peningkatan efisiensi secara radikal di segala lini. Muaranya, terjadi saving cost yang cukup signifikan sehingga kinerja keuangan pada 2016 menampilkan postur menggembirakan. Di samping itu, peningkatan revenue juga dipetik dari peningkatan proyek pengeboran di Pertamina EP, tambahan pendapatan dari non-captive market, dan bisnis-bisnis baru yang sudah mulai memberikan hasil. “Bisnis-bisnis baru yang kita rintis pada 2015-2016 sudah mulai kita jual dan juga memberikan hasil,” aku Lelin. Kemudian, kontribusi revenue tahun lalu, juga diperoleh dari keunggulan PDSI dalam memenangkan lelang pekerjaan full IPM di Renco Elang Energy yang beroperasi di wilayah kerja South Block “A” (Aceh Timur). Proyek ini memberi tambahan pendapatan yang signifikan untuk PDSI. Bisnis baru yang telah menghasilkan di antaranya aerated drilling dengan nilai US$ 400.056 melalui pekerjaan di PGE, water pump senilai US$ 72.747 dari PGE, dan direction drilling sebesar US$ 397.715 dari PEP.

 

Lebih jauh, Lelin menambahkan kinerja operasi PDSI sepanjang 2016 juga layak diapresiasi. Yakni, berhasil menyelesaikan pengeboran sebanyak 242 sumur dengan rincian: 4 project pengeboran eksplorasi, 55 project pengeboran eksploitasi (pengembangan), serta 183 sumur workover dan well services. Selain fokus dalam program-program yang terkait langsung dengan upaya peningkatan revenue, PDSI juga bergiat dalam menjaga kelestarian lingkungan dan senantiasa membangun keharmonisan hubungan dengan masyarakat sekitar daerah operasi melalui program corporate social responsibility (CSR). “Untuk program CSR, pelaksanaannya berbeda dengan yang dilakukan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S). Mengingat lokasi operasi PDSI berada dalam wilayah kerja klien (KKKS) maka untuk menghindari tumpang tindih, sejak awal PDSI melakukan koordinasi dengan para pemangku kepentingan agar tidak terjadi duplikasi program”, ujar Lelin.

 

Program-program CSR yang dilaksanakan sangat beragam, anatara lain: (1) lewat label Pertamina Cerdas berupa bantuan sarana sekolah, pemberdayaan sekolah, dan bimbingan prodi perguruan tinggi; (2) Pertamina Sehat (pemberdayaan posyandu, clino gigi, penyuluhan narkoba); (3) Pertamina Hijau (keanekaragaman hayati, akses air bersih, pengolahan sampah serta pembinaan bank sampah, kamping hijau); dan (4) Pertamina Berdikari (Pelatihan Keterampilan Wirausaha Mandiri). “Dalam 2017, ini alokasi anggaran CSR PDSI ditingkatkan sekitar 127% dibandingkan 2016 (Rp. 1,7 miliar). Semua program CSR PDSI bersandar pada kebijakan 4 pilar, yaitu pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat,” pungkas Lelin mewartakan kebijakan PDSI dalam menjalankan empowerment community.•DIT. HULU

Share this post