Kreativitas dan Inovasi, Kiat Jambi Kejar Produksi

Kreativitas dan Inovasi, Kiat Jambi Kejar Produksi

20-Foto 1 Jambi Field _resizeJakarta -  “Tinggi atau rendahnya harga minyak dunia adalah faktor external yang tidak bisa kita kendalikan. Namun, survive and sustainable growth-nya perusahaan dalam skema kondisi bagaimanapun ada di tangan kita,” demikian tegas Direktur Hulu, Syamsu Alam dalam berbagai kesempatan. Menyadari situasi sulit yang menghimpit, Direktorat Hulu PT Pertamina (Persero) sebagai holding anak-anak perusahan bidang bisnis hulu migas (APH), menjalankan kebijakan yang bertumpu pada efisiensi radikal dan inovasi agar mampu beradaptasi dengan dinamika iklim bisnis yang sedang turbulen. Hal tersebut dirancang dengan tujuan supaya dampak dari krisis yang sedang berlangsung tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja produksi dan keuangan perusahaan.

 

Kebijakan dimaksud secara ketat diimplementasikan ke seluruh jajaran APH, seperti yang dilakukan oleh PT. Pertamina EP (PEP). Dalam keterbatasan anggaran yang disediakan karena rendahnya harga minyak dunia, PEP masih bisa menunjukan tuahnya. Meski, sebagian besar aset yang dimiliki PEP tergolong sepuh dengan kondisi reservoir memasuki fase depleated, hingga kini tetap menjadi tumpuan produksi migas Pertamina. Hal ini bisa terjadi karena kreativitas dalam menciptakan inovasi sebagai solusi sudah menjadi budaya keseharian jajaran PEP, baik di pusat maupun di sudut-sudut setiap lapangan di seluruh Nusantara.

 

Lewat perspektif tersebutlah kita menengok kinerja PEP Asset 1 Jambi Field. Meski era kecemerlangannya sudah berlalu, namun wajahnya belum sendu. Hal ini terpancar dari kinerja produksi pada periode Januari hingga Oktober 2016, berada pada level 3.132 barel minyak perhari (BOPD). Sementara itu, untuk produksi gas Jambi Field mampu melebihi target yaitu berada pada angka 3,58 juta kaki kubik gas perhari (MMSCFD) atau 14 persen di atas target. Produksi Jambi Field  berasal dari ladang-ladang tua peninggalan era pra kemerdekaan, seperti Lapangan Kenali Asam, Tempino, Bajubang, Sungai Gelam, Ketaling Timur, Ketaling Barat, Setiti Pamerukan, Bungin Batu, dan Barbo Sela. “Untuk produksi minyak, kontribusi terbesar berasal dari struktur Kenali Asam sebanyak 908 BOPD, sedangkan untuk gas diperolah dari struktur Sungai Gelam, sebesar 1,6 MMSCFD,” terang Sumadi Paryoto, Jambi Field Manager.

 

Lebih jauh Sumadi menjelaskan berbagai langkah dilakukan management Jambi Field untuk bisa mencapai target produksi, khususnya produksi minyak yang masih belum sesuai sasaran. Lapangan Jambi sebagian besar berproduksi pada depleted reservoir di Formasi Air Benakat (ABF), berciri lapisan shallow fasies dengan karakteristik formasi berupa unconsolidated sand. Hal ini menyebabkan masalah kepasiran menjadi problem utama terhadap tingginya frekuensi low & off sumur. Maka, untuk mengatasinya engineer Jambi Field memanfaatkan artificial lift PCP (Progressive Cavity Pump) untuk meningkatkan life time sumur dan optimalisasi produksi sumur-sumur yang mengalami permasalahan kepasiran. Metode ini menjadi andalan sekaligus merupakan ciri khas Jambi Field karena satu-satunya aset  PEP yang menggunakan cara seperti itu.

 

Upaya lain yang ditempuh oleh management Jambi Field untuk menambah produksi adalah dengan melakukan pencarian zona-zona produksi baru. Contohnya, seperti di Struktur Tempino, Formasi Gumai (GF) pada kedalaman 1.100 m melalui sumur lokasi TPN-192 terbukti masih mampu berproduksi sebesar 70 BOPD.  Kemudian Struktur Sungai Gelam juga masih menyimpan cadangan yang diproduksikan lewat sumur  SGC-14, SCG-21 dan SCG-22 sekitar 307 BOPD. Selain itu beberapa sumur suspended yang telah direaktivasi, juga masih bisa berkontribusi pada peningkatan produksi Jambi Field, diantaranya : TPN-148, TPN-40, TPN-21, TPN-200, TPN-87, TPN-202, BJG-10, TPN-75 dengan total penambahan gain sebesar 45 BOPD.

 

Terobosan dan inovasi teknis menjadi jurus andalan dalam upaya meningkatkan keandalan fasilitas produksi Jambi Filed. Hal yang telah dilakukan di antaranya, peningkatan keandalan fasilitas produksi gas Simpang Tuan dengan pembuatan double pipe heater yang dapat mengatasi freezing pada rate produksi kecil (< 2 MMSCFD) sehingga proses gas in ke BUMD Muaro Jambi tidak terhambat. Selanjutnya, dilakukan juga peningkatan keandalan supply gas power plant di struktur Kenali Asam melalui proses modifikasi prime mover pada unit gas compressor. Hasilnya, pasokan gas ke power plant menjadi lebih aman serta dapat menghindari unplanned shutdown akibat kekurangan supply gas. “Banyak inovasi yang sudah kami lahirkan, melalui program Continuous Improvement Program (CIP) tercatat ada 33 inovasi yang telah dilakukan. Dan kami merupakan penyumbang inovasi terbanyak di seluruh field PEP pada 2016,ini,” aku Sumadi mengapresiasi kreatifitas jajarannya.

 

Dalam hal kinerja terkait dengan upaya pengelolaan lingkungan, Jambi Filed sejak 2010 hingga 2015 berhasil meraih PROPER Hijau. Beberapa hal yang patut dicatat sehubungan dengan kebijakan pengelolaan lingkungan, Jambi Field telah berhasil mengurangi tingkat emision reduction hingga 52,34 persen. Tidak hanya itu, berbagai penghargaan juga diraih Jambi Field, di antaranya (1) Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Nasional dari Dirjen Pembinaan Pengawasan dan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kementerian Ketenagakerjaan RI. (2) Mendapat gelar “Patra Nirbhaya” dari Dirjen Minyak dan Gas BUmi Kementerian ESDM. (3) Mendapat penghargaan jam kerja selamat dari pemerintah Kota Jambi. Selain itu, dalam rangka menjaga keharmonisan relationship dengan komunitas masyarakat sekitar daerah operasi, Jambi Field juga melaksanakan program CSR sebagai bentuk tanggung jawab sosial terhadap lingkungan. Di antaranya melalui program pendidikan di Rumah Belajar Pertamina dan Pojok Baca Pertamina.•DIT. HULU

Share this post