CILEGON – PT Pertamina (Persero) melalui Fuel Terminal Tanjung Gerem menerima kunjungan dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) RI pada Jumat 20 Agustus 2021.
Kunjungan tersebut dalam rangka tindak lanjut implementasi kerja sama bunkering, atau proses pemuatan minyak dari truk tanki ke kapal, untuk bahan bakar Marine Fuel Oil (MFO) sulfur rendah (low Sulphur), antara PT Pertamina Patra Niaga dengan Krakatau International Port (KIP).
Fuel Terminal Tanjung Gerem merupakan salah satu unit operasi Pertamina Pemasaran Regional Jawa Bagian Barat yang berlokasi di ujung barat pulau Jawa, yakni di Cilegon, Banten. Terminal BBM ini melayani penimbunan dan penyaluran BBM untuk wilayah Cilegon, Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Serang, dan Tangerang.
“Sarana dan fasilitas Fuel Terminal Tanjung Gerem saat ini telah disiapkan untuk mengimplementasikan kerja sama layanan bunker MFO Low Sulphur sesuai standar International Maritime Organization atau IMO. Yang melayani bunker kapal maupun industri di wilayah Cilegon,” ujar Unit Manager Communication, Relations & CSR Pemasaran Regional Jawa Bagian Barat, Eko Kristiawan.
Hadir dari Kemenko Marves RI, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Basilio Dias Araujo beserta tim yang diterima oleh Fuel Terminal Manager Tanjung Gerem Ade Sepriadi. Deputi Basilio menyatakan bahwa dirinya optimis terhadap pengembangan bisnis MFO sulphur rendah di berbagai pelabuhan strategis.
“Melalui pengembangan bisnis MFO low sulfur di berbagai pelabuhan strategis, kedepannya, Indonesia bisa memberikan pelayanan terbaik (untuk bunkering MFO low sulphur) dan berani bersaing dengan negara tetangga lainnya,” tegas Deputi Basilio.
Atas kunjungan tersebut, Eko turut menyampaikan apresiasi kepada pihak Kemenko Marves RI.
“Kami ucapkan terima kasih atas kunjungan dari tim Kemenko Marves RI. Dimana hal ini merupakan bentuk dukungan dari pemerintah terkait pelayanan jasa bunkering. Ke depan, Fuel Terminal Tanjung Gerem akan terus meningkatkan kepasitas layanan termasuk untuk MFO, sehingga dapat menjadi salah satu sumber ekonomi yang mampu meningkatan pendapatan untuk negara,” tutur Eko. *MOR III