Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana memberikan apresiasi kepada PT PIS yang memastikan ketersediaan dan pendistribusian BBM dan LPG selama Natal dan Tahun Baru.

Kunjungan Kerja Kementerian ESDM, PIS Pastikan Pasokan LPG Nataru 2022-2023 Aman

TANJUNG SEKONG, BANTEN - PT Pertamina International Shipping (PIS) memastikan pasokan LPG aman selama masa liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022 dan 2023. PIS menerapkan teknologi canggih untuk memantau pergerakan kapal-kapal, sehingga bisa dikawal dan dimonitor secara ketat.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Armada PIS Muhammad Irfan Zainul Fikri, saat menerima kunjungan kerja Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana, pada hari Natal 25 Desember 2022, akhir pekan lalu ke terminal LPG Tanjung Sekong, yang dikelola oleh PT Pertamin Energy Terminal dan pemasok 40% kebutuhan LPG di seluruh Indonesia.

Rida mengapresiasi upaya-upaya yang telah dilakukan Pertamina dalam ketersediaan BBM dan LPG untuk masyarakat, khususnya pada periode Natal dan Tahun Baru 2023.

"Pemerintah berterima kasih dan apresiasi kepada Pertamina yang secara rutin setiap Nataru selalu buka posko 24 jam. Itu menunjukkan kesiapsiagaan sekiranya ada hal yang perlu ditangani," tutur Rida.

Direktur Armada PIS Muhammad Irfan Zainul Fikri, yang mendampingi kunjungan kerja Sekjen ESM pada saat itu, memaparkan bahwa ketersediaan stok LPG yang ada saat ini cukup untuk kebutuhan selama 17,74 hari atau secara konsumsi diperkirakan mencapai 24.188 Metric Ton/hari. 

PIS mengoperasikan total 217 unit kapal terdiri dari 165 kapal BBM, 15 kapal avtur, dan 37 unit kapal LPG.

Irfan juga memaparkan terkait teknologi yang digunakan oleh PIS yakni Automatic Identification System (AIS) pada kapak-kapal yang mengangkut LPG.

“Dengan teknologi ini, kita bisa mengetahui secara pasti posisi kapal, bahkan sampai jumlah muatan dan prakiraan cuaca. Di mana pun, di lokasi manapun bisa termonitor oleh kami di control center di Gedung Pertamina,” jelasnya.

Teknologi ini juga dimanfaatkan untuk bisa menyiapkan sejumlah langkah antisipasi jika dalam proses distribusi kapal menghadapi masalah, sehingga perusahaan bisa mengambil tindakan cepat atau menerapkan sistem reguler, alternatif, atau emergency (RAE).*SHIML

Share this post