Tuban - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) DR. KH. Hasyim Muzadi melakukan kunjungan kerja ke Tuban, sebagai salah satu wilayah kerja PT. Pertamina EP Cepu (PEPC), pada (21/8).
DR. KH. Hasyim Muzadi meyampaikan maksud kunjungan kerja adalah untuk mengetahui perkembangan proyek migas yang sudah dan akan berjalan di wilayah kerja Bojonegoro, Tuban, dan Blora. Ia menegaskan, harus ada keserasian antara Pemerintah Daerah (Pemda) dan perusahaan yang mengelola proyek di wilayah setempat agar tidak terjadi insiden yang bisa memperburuk kondisi ekonomi daerah.
“Kedua pihak harus bisa bersinergi sehingga jika ada masalah dan kendala di lapangan dalam pengerjaan proyek, bisa diselesaikan dengan kesepakatan antara pihak Pemda dan perusahaan yang terlibat dalam pekerjaan proyek tersebut,” pesan DR. KH. Hasyim Muzadi.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama (Dirut) PEPC, Adriansyah menjelaskan wilayah kerja Blok Cepu yang terdiri dari kabupaten Bojonegoro, Blora, dan Tuban.
“Proyek Lapangan Banyu Urip yang dikelola bersama ExxonMobil akan mencapai puncak produksi akhir tahun 2015 sebesar 165.000 barel (total 20% dari produksi minyak nasional). Ini menjadikan proyek yang strategis bagi pemerintah, terutama untuk mengejar target lifting produksi tahun 2015,” papar Adriansyah.
Ia menambahkan, tugas dan peran PEPC pertama sebagai mitra aktif ExxonMobil dalam pengelolaan Blok Cepu (pengembangan Lapangan Banyu Urip) adalah meliputi: EPC1 - EPC5. Selain itu, PEPC berperan sebagai pengawas penyaluran minyak EPF Banyu Urip ke FSO Cinta Natomas yang menyediakan fasilitas seperti: transfer pump, stock tank GPP di Mudi, FSO Cinta Natomas. “Kami juga bertugas sebagai operator pengembangan Lapangan Jambaran Tiung Biru (JTB) yang sudah dan sedang melakukan berbagai persiapan. Rencananya, proyek akan dimulai pertengahan tahun 2016,” ujar Adriansyah.
Untuk proyek JTB, Adriansyah memaparkan secara detil mengenai lingkup proyek, pekerjaan proyek, production facilities, sales gas scenario, dan status proyek JTB saat ini adalah: EPC Early Civil (tahap pemasukan penawaran teknis), EPC GPF (tahap prakualifikasi), dan pembebasan lahan (sedang berlangsung). Dukungan yang diharapkan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro agar proyek bisa berjalan dengan baik adalah, pembebasan tanah privat, perizinan, dan kebutuhan tenaga kerja di lapangan.
Menurutnya, kesejahteraan masyarakat sekitar, terutama bagi daerah/desa yang terdampak langsung pada saat konstruksi dan operasi proyek dilakukan, tidak luput dari perhatian PEPC. Maka program-program CSR PEPC di bidang pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi masyarakat dan lingkungan terus dilakukan dan ditingkatkan. Diharapkan upaya tersebut bisa membuat taraf hidup dan sosial ekonomi masyarakat turut meningkat dengan adanya kegiatan proyek di wilayah setempat.
Pemkab Bojonegoro yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Sekda Bojonegoro dan Kepala Dinas ESDM, menyampaikan apresiasi dan akan memberi dukungan penuh atas rencana proyek pengembangan Lapangan JTB, serta berpesan agar seluruh pengelola proyek termasuk Pemkab Bojonegoro lebih mawas diri. Kunjungan kerja anggota Wantimpres diakhiri sesi tanya jawab dengan DR. KH. Hasyim Muzadi.•PEPC