JAKARTA – Pertamina terus berupaya meningkatkan kompetensi para pemimpin yang berperan penting dalam menjawab tantangan bisnis yang semakin dinamis. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menghadirkan berbagai narasumber dari kalangan bisnis seperti yang dilakukan oleh Direktorat Pengolahan dalam acara Leadership Insight.
Kali ini, Ketua Umum Kamar Dagang & Industri (KADIN) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani didapuk untuk membahas tentang upaya pemimpin menciptakan budaya transfer knowledge pada semua level pekerja di hadapan tim manajemen Direktorat Pengolahan, di Executive Lounge, Kantor Pusat Pertamina, Selasa (19/11).
Menurut Rosan, seorang pemimpin harus mampu membuka komunikasi yang intens dengan seluruh pekerja sebagai langkah awal memulainya. “Saat kita menjadi leaders, kita harus belajar banyak untuk mendengarkan dan memberikan solusi, tidak hanya sekadar memberikan perintah,” ungkap Rosan.
Hal ini diperlukan untuk memperkecil gap yang terjadi antar pekerja yang memiliki rentang usia berbeda jauh. "Sebagai leaders, kita harus mampu menciptakan budaya berbagi pengetahuan antar sesama pekerja agar seluruh level pekerja memberikan kontribusi maksimal dalam menghadapi tantangan bisnis saat ini," imbuhnya.
Ia meyakini setiap pekerja mulai dari terendah hingga tertinggi punya andil dalam memajukan perusahaan. "Contoh paling kecil adalah office boy yang setiap hari membersihkan ruangan Anda dan mendukung Anda dalam menyelesaikan tugas Anda sesuai dengan perannya,”ucap Rosan.
Hal tersebut sejalan dengan arahan Direktur Pengolahan Pertamina Budi Santoso Syarif yang menegaskan bahwa para leaders di kilang sangat berperan dalam mengelola SDM-nya untuk meningkatkan value creation di fungsinya masing-masing.
"Transfer knowledge antara pekerja harus segera dilakukan sebagai salah satu upaya memperkecil gap, karena perubahan saat ini berlangsung dengan cepat dan segera. Inilah yang harus kita maksimalkan," tegas Budi.
Direktur Sumber Daya Manusia Pertamina Koeshartanto juga menyatakan hal yang sama. Bahkan ia menggarisbawahi hal tersebut harus berlangsung dengan cepat dan tepat sasaran. “Memperkecil gap bisa dilakukan berbagai cara, namun harus seksama," pungkasnya.*HM