Lewat Irak Produksi Digerak

Lewat Irak Produksi Digerak

Pertamina _IrakJakarta – Berdasarkan proyeksi peningkatan kesejahteraan penduduk yang dipacu oleh pertumbuhan ekonomi, proyeksi Asia pada 2025 akan mengalami kekurangan energi yang paling besar dibandingkan dengan konsumsi belahan benua lainnya. Ironisnya, justru penemuan-penemuan baru cadangan migas ketika itu bukan di benua terpadat penduduknya ini. Menyikapi kondisi yang bakal dihadapi tersebut, sejak dini Pertamina telah merancang antisipasi lewat terobosan strategi organik dan anorganik dengan target produksi sebesar 2,2 juta barel setara minyak per hari (BOEPD) pada 2025. 

 

Yang dimaksud dengan strategi organik, meliputi (1) peningkatan kegiatan eksplorasi dan pengembangan lapangan migas eksisting; (2) optimalisasi pengelolaan blok alih operasi pasca terminasi; (3)  peningkatan produksi dengan pola kemitraan (TAC dan KSO); (4) penerapan teknologi Improved Oil Recovery (IOR) dan Enhanced Oil Recovery (EOR). Sedang strategi Anorganik, mencakup (1) peningkatan PI (participating interest) pada KKKS yang akan terminasi; (2) akuisisi lapangan migas di domestik, baik level aset maupun korporasi; (3) penyertaan PI di blok-blok potensial baik di dalam maupun luar negeri.

 

Dalam rangka merealisasikan strategi tersebut, Pertamina telah mengakuisisi 10% participating interest (PI) Exxon Mobil Iraq Limited (EMIL) di Blok Wes Qurna – 1, Irak yang memiliki cadangan migas super raksasa. Di samping itu, EMIL juga menjual 25% participating interest (PI)-nya di blok tersebut kepada PetroChina Iraq ltd., sehingga participating interest (PI) dari 60 % tersisa 25 %. “Akuisisi West Qurna – 1 (WQ-1) sebagai  salah satu Super Giant Field yang ada di dunia menjadi aset penting dan strategis untuk menunjang pertumbuhan Pertamina se­bagai perusahan kelas dunia,” ungkap Andi Wisnu, Direktur Utama Pertamina Irak Eksplorasi Produksi (PIREP).

 

Blok West Qurna -1 berlokasi di dekat Basrah,  kota besar ke-2 Irak, sekitar 400 Km sebelah tenggara ibukota Bagdad. Ladang raksasa ini memiliki cadangan terambil sekitar 22 Miliar Barel Minyak (BBO) dengan operator masih tetap dipegang oleh EMIL. Para pemegang saham di blok tersebut setelah akuisisi adalah EMIL (25%), PCC (25%), Oil Exploration Company Iraq (OEC, BUMN Migas Irak, 25%), Shell West Qurna BV (SWQ BV, 15%), dan Pertamina (10%).

 

Menurut Andi, sejarah akuisisi blok West Qurna -1 berawal dari usaha Pertamina mencari peluang usaha di Irak pada 1996, lalu. Pada 1997 Pertamina mendapat beberapa kesempatan join study dari pemerintah Irak, antara lain di Blok-3 Western Dessert (WD) dan Lapangan Tuba. Pertamina pernah melakukan kegiatan eksplorasi berupa kegiatan seismik di Blok-3WD. Kegiatan Pertamina di Irak, sempat terhenti dalam waktu cukup lama akibat konflik politik di Negara tersebut. Pada 2009, Pertamina mengikuti bidding round Irak 1, 2 & 4, namun belum  memperoleh hasil yang positif.  Selanjutnya, pada pertengahan 2013 ada tawaran untuk pengalihan 10 % participating interest (PI) EMIL di blok West Qurna-1, Pertamina mengikuti lelang tersebut setelah memenuhi semua persyaratan yang ada dan memperoleh persetujuan dari para parties dan Pemerintah Iraq, akhirnya Pertamina melalui PT Pertamina Irak Eksplorasi Produksi resmi sebagai salah satu pemegang participating interest  di Lapangan West Qurna I. “West Qurna-1 merupakan tonggak sejarah dalam milestone pertumbuhan Pertamina di kancah usaha hulu internasional,” tambah Andi

 

Total produksi blok West Qurna -1 pada bulan Nopember 2014 mencapai 370 ribu barel minyak perhari (KBOPD), dibanding dengan produksi Januari 2014 menurun 30 ribu barel minyak perhari. Penurunan produksi disebabkan oleh adanya pembatasan produksi dari Pemerintah Iraq karena terbatasnya Fasilitas Export minyak dan kualitas minyak tidak sesuai dengan ambang batas ekspor serta terlambatnya proses pengadaan “Desalter Unit” yang berakibat pada penutupan sementara sumur produksi yang memiliki kadar garam tinggi (maks. 30 PTB). “Ke depannya kami akan mempercepat realisasi injeksi air sebesar 1 MMBWPD dalam Project Water Injection Initiatives dan segera menuntaskan FEED (Front End Engineering Desain) study untuk pembangunan jalur pipa dari laut, sebagai sumber air untuk program water injection ke lapangan,” ujar Andi. Lebih jauh Andi menyatakan dengan adanya tambahan minyak yang cukup besar tersebut akan menambah  pasokan untuk memenuhi kebutuhan  dalam negeri  dalam rangka menjaga ketahanan energi nasional, serta meningkatkan citra dan reputasi Pertamina sebagai perusahaan energi nasional kelas dunia.

 

Selain perusahaan memperoleh tambahan produksi mi­nyak untuk negara, saat ini ada 7 pekerja selaku Pertamina secondee ikut menuai  pengalaman bekerja di Super Giant Field West Qurna-1.  Pekerja Pertamina, itu  ditempatkan  dalam jajaran fungsi Keuangan, Teknikal, Drilling, Human Resources, dan  Project Facility. “Rencananya  pada 2015, ini kita akan menambah lagi Pertamina secondee di segala bidang agar kompetensi pekerja terus meningkat sesuai dengan harapan,” pungkas Andi menutup perbincangan.•

Share this post