JAKARTA - Mulai awal September 2021, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geosifika (BMKG) memperkirakan akan terjadi hujan lebat disertai petir dan angin kencang di 27 provinsi Indonesia. Cuaca ekstrem tersebut, berpotensi memicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, hingga akhir Agustus 2021 ada 1.805 kejadian bencana di Indonesia, yang didominasi oleh bencana hidrometeorologi. Dari jumlah tersebut, sekitar 19 persennya merupakan tanah longsor.
BMKG menyebutkan, terdapat empat provinsi yang berada di level siaga, yakni Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Timur. Kurangnya kewaspadaan masyarakat akan potensi bencana, masih menjadi salah satu penyebab tidak optimalnya upaya pencegahan.
Melihat pentingnya edukasi kepada masyarakat di daerah rawan longsor, Tim Dosen Univesitas Pertamina melakukan sosialiasi mitigasi bencana longsor kepada masyarakat di Desa Ciasmara, Kabupaten Bogor.
“Desa Ciasmara terletak di lereng yang cukup terjal. Selain itu, struktur tanahnya terdiri dari material hasil pelapukan produk vulkanik. Jika dipicu curah hujan tinggi, daerah tersebut menjadi sangat rentan terhadap longsor,” ungkap ketua tim, sekaligus Dosen Teknik Geologi Universitas Pertamina, Misbahudin, M.T.
Sebelum memberikan sosialisasi, Misbah dan tim telah melakukan riset berisi pemetaan digital menggunakan Sistem Informasi Geografi terhadap kerentanan longsor di Desa Ciasmara. “Kami memberikan analisis studio berupa pemetaan digital kerentanan longsoran. Dalam metode ini, dipilih beberapa peta tematik seperti peta geologi, kemiringan lereng, curah hujan, aspek lereng, dan tata guna lahan untuk dianalisis. Hasilnya, diperoleh kesimpulan bahwa wilayah tersebut sangat rentan mengalami bencana tanah longsor,” pungkas Misbah.
Selain memberikan edukasi kepada masyarakat, tim juga turut melibatkan peran dari perangkat desa. Dalam kegiatan diskusi interaktif antara tim, perangkat desa, dan warga, diperoleh rencana pengembangan kegiatan berupa langkah preventif penanggulangan bencana dan renacana kajian potensi bencana jenis lain seperti gempa bumi. Kegiatan yang dilaksanakan pada bulan September hingga Desember 2020 tersebut, disambut antusiasme masyarakat dan perangkat Desa Ciasmara.
Dalam melakukan riset dan sosialisasi, Tim turut serta melibatkan mahasiswa Program Studi Teknik Geologi Universitas Pertamina. Dimas Wijaya, menuturkan keterlibatannya dalam proyek pengabdian kepada masyarakat ini membantunya memahami permasalahan riil yang teorinya ia dapatkan selama perkuliahan di kelas.
“Mata kuliah seperti Geologi Teknik, Geologi Fisik, Mitigasi Bencana Geologi, dan Geologi Infrastruktur Energi sangat membantu saya untuk melakukan analisa data. Dengan kegiatan belajar berbasis proyek semacam ini, saya merasa lebih siap bersaing di bursa kerja nantinya,” lanjut Dimas.*UP