PLAJU – General Manager RU III Eman Salman Arief dan General Manager MOR II Sumbagsel, Herman M. Zaini meresmikan lifting perdana produk Pertamax melalui jaringan pipa RU III ke Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Kertapati MOR II, Kamis (1/9) di Rumah Pompa OVAX Kilang RU III.
Peresmian lifting perdana produk Pertamax melalui pipeline ini secara simbolis ditandai dengan penekanan tombol metering dan pengguntingan pita di RPM OVAX yang dilakukan oleh kedua General Manager.
Eman mengatakan, di tahun 2016 ini terdapat peningkatan produksi Pertamax di RU III yang sejalan dengan peningkatan permintaan Pertamax di area Sumbagsel. “Melihat kondisi tersebut, untuk mendukung fleksibilitas operasional terutama dalam hal kecepatan distribusi produk Pertamax, RU III berinovasi dengan melakukan lifting produk Pertamax RU III via pipa ke TBBM Kertapati MOR II,” ujarnya.
Lifting dan produksi Pertamax dilakukan secara kontinyu di RU III sebesar 90 MB per bulan untuk kemudian disalurkan ke TBBM Kertapati melalui sarana pipa yang dapat memudahkan dari sisi operasional, mengurangi losses, meningkatkan efektivitas biaya maupun kecepatan penyaluran yang tidak terkendala waktu jika dibandingkan penyaluran melalui kapal tongkang seperti yang dilakukan selama ini.
Produk Pertamax ini, selanjutnya akan disalurkan dari TBBM Kertapati MOR II ke seluruh SPBU Pertamina di wilayah Sumbagsel. Lifting dan penyaluran Pertamax melalui pipa ini juga menjadi wujud komitmen Pertamina dalam memenuhi security of supply khususnya di daerah Sumbagsel melalui sinergi yang terjalin bersama antara RU III dengan MOR II.
“Penyaluran produk Pertamax melalui pipa ke TBBM Kertapati merupakan salah satu bentuk inovasi berupa kemudahan dan fleksibilitas operasional untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan pasar domestik di wilayah Sumbagsel yang semakin meningkat, khususnya bagi konsumen yang menginginkan kualitas gasoline atau bensin terbaik,” ujar Eman.
Hal yang sama diungkapkan Herman. Menurutnya, dengan meningkatnya permintaan Pertamax di wilayah Sumbagsel khususnya di Sumsel yang saat ini dengan konsumsi rata-rata harian sebesar 127 KL, produksi dan penyaluran Pertamax melalui jaringan pipa ke TBBM Kertapati mampu membantu pemenuhan pasokan Pertamax di Sumbagsel.
“Di tengah kondisi harga minyak dunia yang semakin menurun, unit bisnis hilir Pertamina menjadi tumpuan perusahaan untuk meningkatkan pendapatan dan memperoleh margin. Karenanya kolaborasi dan sinergi RU III dan MOR II (RUMOR 32) harus terus ditingkatkan untuk mencari celah-celah inovasi yang dapat mengefisienkan proses bisnis dan meningkatkan margin Pertamina,” kata Herman.
Herman menambahkan, penyaluran produk Pertamax melalui pipa dapat secara maksimal menekan biaya sewa Kapal yang selama ini digunakan untuk penyaluran ke TBBM Kertapati. Hal ini turut mendorong efisiensi biaya dan menekan supply losses produk Pertamax yang disalurkan.
“Di samping itu, dengan New Gantry System (NGS) yang telah diterapkan di TBBM Kertapati, kami menjamin distribusi Pertamax dapat lebih tepat ukuran dan aspek keselamatan juga menjadi lebih aman,” imbuhnya.
Ke depan, RU III dan MOR II akan terus berkomitmen dalam mengoptimalkan kinerja Unit Bisnis hilir khususnya dalam produksi BBK agar mampu memberikan jaminan ketersediaan produk BBK, khususnya Pertamax di wilayah Sumbagsel, dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan dan operational excellence dalam proses produksi hingga penyaluran produk ke konsumen.•Communication & Relations RU III