LNG to Power, Bisnis Energi Potensial Masa Depan

Whats App Image 2017-10-18 At 13.22.16JAKARTA -- Bisnis LNG semakin menarik dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pencapaian bauran energi (energy mix) di Indonesia di masa mendatang. Demikian diungkapkan oleh Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Andy Noorsaman Sommeng saat menjadi keynote speaker dalam seminar “LNG to Power” yang diadakan oleh Indonesian Gas Society (IGS), di Hotel Kempinski, Jakarta, pada Senin (16/10/2017).


"Dalam bauran energi di Indonesia, peranan gas akan mengambil porsi yang lebih besar nantinya. Yaitu, 22% pada tahun 2025 dan 24% pada tahun 2050,". ujar Andy.


Bahkan ia memprediksi, ekspor gas akan menurun dan permintaan gas dalam negeri (domestik) semakin meningkat dari tahun ke tahun. “Ini terlihat sejak tahun 2015 penggunaan gas dalam negeri yang mengalami peningkatan,” tambahnya. Oleh karena itu, ia mengingatkan, pengembangan bisnis LNG harus terus ditingkatkan.


Hal senada disampaikan anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Tumiran. "Tidak dapat dipungkiri, pada 2025 produksi listrik diperkirakan mencapai 2.500 Kwh per kapita dan menjadi triger perekonomian, dengan gas sebagai salah satu komoditi pentingnya," analisis Tumiran. Gas diharapkan tak hanya menjadi komoditi saja tapi juga menjadi modal pembangunan dalam aspek kelistrikan termasuk transportasi dan industri.


Sementara itu, dalam diskusi panel terungkap, di pasar domestik, Pertamina berkontribusi dalam pengembangan pemasaran LNG melalui Pertagas Niaga. Bahkan VP Commercial & CNG Pertagas Niaga Achmad Fauzi meyakini bisnis LNG ke depannya akan semakin bagus dan memiliki permintaan yang besar, khususnya di daerah timur Indonesia.


"Indonesia bagian timur, mulai dari Kalimantan sampai Papua mempunyai pembangkit-pembangkit ukuran kecil. Karena di daerah seperti ini sumber pasokan gas tidak ada, maka LNG small scale adalah solusinya karena didistribusikan menggunakan kapal," jelasnya.


Ahmad Fauzi memaparkan, pembangkit-pembangkit kecil tersebut merupakan pasar Pertagas Niaga. “Ada banyak lebih dari 20-30 pembangkit-pembangkit listrik kecil berkapasitas sekitar 10 MW, 20MW sampai 30MW yang menjadi pasar Pertagas Niaga. Di darat, kapasitas ini dapat diangkut menggunakan ISO tank," tukasya.


President Director PT Pertamina Power Indonesia Ginanjar pun melihat hal yang sama. Ia mengakui bisnis LNG akan sangat kompetitif ke depannya, dilihat dari tiga aspek, yaitu enviromental issues, ekonomi dan space. "Dari segi environmental, LNG dinilai lebih ramah lingkungan. Dari segi perekonomian lebih kompetitif dan dari segi tempat penggunaan lahan lebih efisien. Itu semua merupakan opportunity untuk LNG," pungkasnya.


Acara yang dibuka oleh Secretary General Indonesian Gas Society (IGS) Salis S. Aprilian ini diikuti oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang energi. Forum ini menjadi ajang menjawab berbagai permasalahan dan mencari solusi terkait kebutuhan gas yang semakin meningkat.*PRIYO/RINA

Share this post