Maksimalkan Manfaat SPBG

Maksimalkan Manfaat SPBG

SPBG_ESDMJakarta - Menteri ESDM Sudirman Said melakukan peninjauan ke dua SPBG di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dan Cililitan, Jakarta Timur, pada Selasa (3/3). Pemerintah akan mendorong memaksimalkan manfaat SPBG demi mencapai pro­gram energy mix, dengan Pertamina di garda depan.

Dalam kunjungan ter­sebut Sudirman Said ber­ke­sempatan meninjau in­frastruktur dan beragam fasilitas SPBG, dipandu oleh Senior Vice President Engineering and Operation Management Direktorat EBT Pertamina, Tanudji D. 

 

Sudirman  Said meng­ungkapkan, pemerintah akan mendorong pemanfaatan gas untuk rumah tangga, industri hingga transportasi, karena gas merupakan energi yang murah dan ramah lingkungan.

 

 “Jadi BBM yang secara environment lebih berat, pelan-pelan kita ganti dengan gas. Sumbernya kita punya. Kita ingin mendorong percepatan supaya pembangunan  bisa kita kerjakan terus,” ucap Sudirman Said.

 

Setelah melakukan kun­jungan ke SPBG Pertamina, Sudirman mengaku optimis akan program-program pembangunan SPBG yang terus dilakukan sebagai bagian dari upaya mencapai energy mix yang lebih pro­porsional.

 

Ia menyebutkan masya­rakat saat ini masih segan dalam menggunakan gas sebagai bahan ba­kar transportasi. Hal ini me­rupakan tantangan bagi se­mua pihak untuk lebih gencar mengedukasi masyarakat. “Pemerintah harus mem­fasilitasi dengan regulasi, memberikan dana stimulus, supaya program rintisan itu bisa dibiayai,  dan itu akan kita kerjakan,” imbuhnya.

 

Sudirman menambahkan bahwa Pertamina juga harus aktif melakukan edukasi. Hal ini menurutnya agar masyarakat tahu bahwa gas lebih mudah, murah, dan aman.

 

Sementara itu Senior Vice President Engineering and Operation Management Direktorat Eenergi Baru & Terbarukan Pertamina, Tanudji D menjelaskan, demi menyukseskan program pemerintah, Pertamina akan membangun sekitar 50-an SPBG, dan  sekitar 26 titik untuk eco-station.

 

Tanudji mengungkapkan bahwa tantangan ke depan terkait pembangunan in­frastruktur gas hilir ini, yaitu masalah lahan, kebijakan terkait harga converter kit, termasuk kebijakan pajak peralatan maupun mobil berbahan bakar gas.•SAHRUL

Share this post