Management Walkthrough Direktur Hulu Pertamina ke Lapangan Banyu Urip Blok Cepu

Management Walkthrough Direktur Hulu Pertamina ke Lapangan Banyu Urip Blok Cepu

14-MWT Direktur Hulu1Bojonegoro - Pada Jumat (22/7), Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam beserta jajaran melaksanakan Mana­gement Walkthrough (MWT) dengan me­lakukan kunjungan dan meninjau lapangan Banyu Urip di Kecamatan Ga­yam, Kabupaten Bojonegoro. Ke­datangan Syamsu Alam yang didampingi oleh Senior Vice President Exploration PEP Doddy Priambodo, President Director PEP Rony Gunawan, dan Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Adriansyah, disambut oleh Pre­siden ExxonMobil Daniel Wieczynski.

 

Manajer Produksi PEPC, Awang Lazuardi menyampaikan, saat ini pro­duksi minyak Lapangan Banyu Urip blok Cepu rata-rata berkisar 180-185 ribu barel per hari. Pada Maret 2016, pro­duksi minyak Banyu Urip mencapai 165 ribu barel per hari, dan secara bertahap meningkat hingga saat ini bisa stabil mencapai angka 180-185 ribu barel per hari. Produksi minyak tersebut dikirim melalui pipa distribusi sepanjang 95 kilometer (terdiri dari 72 kilometer pipa onshore dan 23 kilometer pipa offshore) menuju penampungan Floating Storage and Offloading Gagak Rimang di lepas pantai Tuban, untuk dikirim ke unit-unit pengolahan minyak Pertamina.

 

Menurut Syamsu Alam, produksi  mi­nyak Lapangan Banyu Urip masih ber­peluang untuk ditingkatkan hingga men­capai 200 ribu barel per hari. Namun pe­ningkatan produksi tersebut merupakan kewenangan SKKMigas. Saat ini, produksi minyak yang berasal dari lapangan Banyu Urip memberikan kontribusi sebesar 20% dari produksi minyak nasional dengan angka kisaran 800 ribu-830 ribu barel per hari. Diperkirakan produksi puncak la­pangan Banyu Urip mampu bertahan sekitar lima tahun, sehingga dibutuhkan te­muan cadangan minyak baru sekelas lapangan Banyu Urip untuk mencukupi ke­­butuhan minyak secara nasional yang se­karang berkisar 1,3 juta-1,4 juta barel per hari.

 

“Paling tidak dibutuhkan potensi ca­dang­an minyak sebesar blok Cepu di li­ma lokasi untuk menyeimbangkan antara pro­duksi dan kebutuhan,” ucap Syamsu Alam.•PEPC

Share this post