JAKARTA - Massa Manik sebagai nahkoda baru Pertamina datang dengan membawa nafas segar bagi BUMN ini. Dengan dasar Jujur, Tulus, dan Amanah (JTA), Massa siap merangkul dan berdiri di barisan terdepan dalam mewujudkan pertamina sebagai perusahaan energi nasional kelas dunia.
Dalam up close & personal pada Kamis (20/4), seluruh pekerja Kantor Pusat dan anak perusahaan mengenal sosok Massa Malik lebih dekat dan dapat mempelajari kiprah kesuksesannya berkarier di berbagai perusahaan.
Sebelum memimpin Pertamina, Massa menakhodai PT Perkebunan Nusantara III dengan cemerlang. Kinerja perusahaan tersebut meningkat dan kembali meraih kepercayaan lembaga perbankan. Sebelumnya, PTPN III Holding dapat dikatakan hampir karam.
Begitupun yang terjadi dengan kinerja PT. Elnusa. Bahkan terlintas di pikirannya bahwa ia masuk ke Elnusa hanya untuk ikut menguburkannya. Dengan cash flow saat itu tinggal Rp27 miliar, jarak pandangnya untuk Elnusa tinggal satu atau dua bulan untuk hidup.
Namun, adanya Massa di Elnusa malah mengangkat perusahaan tersebut bangkit lagi. Ia membuka pandangan, hati dan pikiran seluruh pekerja Elnusa. “Apabila perusahaan ini hancur, maka kita juga akan hancur. Lalu mau kerja dimana? Ceritakan apa yang menjadi kendala, dan selanjutnya kita bereskan bersama,” cerita Massa. Namun, sebelumnya ia sudah pelajari bisnis Elnusa secara menyeluruh.
Upaya Massa merangkul seluruh jajaran Elnusa membuahkan hasil dengan pencapaian laba bersih sepanjang semester 1/2014 sebesar Rp 178,2 miliar, meroket 114% dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 83,29 miliar.
Namun itu merupakan buah cerita lalu. Saat ini Massa berada di BUMN yang mempunyai tantangan yang sangat besar. Dirinya yakin dengan kekuatan hati dapat menjalankan perusahaan migas terbesar milik negara ini.
“Saya yakin tata nilai 6C sumbernya dari hati. Kalau bisa kita serentak bisa bekerja dengan Jujur, Tulus, dan Amanah. Jujur, Tulus, dan Amanah ini merupakan value pribadi yang juga berasal dari hati. Kalau hati kita bisa berubah, menerapkan 6C itu adalah hal yang mudah. Ini pekerjaan kita bersama, dan dimulai dari diri saya sendiri.” ujar Massa. Karena menurutnya transformasi yang baik itu berawal dari kekuatan hati yang baik.
Penyuka dark chocolate dan sop buntut ini menekankan, kekurangan bukan untuk diceritakan keluar, justru harus diselesaikan di dalam.
“Saya percaya 80% keberhasilan sebuah perusahaan berasal dari kawan-kawan kita yang di bawah. Mereka yang di lapangan yang tahu tentang permasalahan disana, sehingga mereka dapat memberikan masukan dan kita tahu langkah apa selanjutnya yang kita tentukan,” tutup Massa.•HARI