JAKARTA - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Massa Manik memulai rangkaian kunjungan lapangannya di Terminal BBM Jakarta Group Plumpang, pada Jumat (7/4) sore. Satu hal yang menjadi pesan utamanya kepada pekerja di sana adalah bahwa semua bisnis Pertamina harus lebih terintegrasi.
“Ini tantangan Pertamina, sesuai road map 2025. Jadi, dari hulu ke hilir harus lebih terintegrasi. Tentu, tujuannya satu, agar bisa menjadi lebih kompetitif,” ujarnya.
Selain bisnis yang terintegrasi, ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan. Di antaranya adalah menekan risiko di lokasi kerja, meningkatkan keandalan sarana dan fasilitas serta menjaga keamanan asset perusahaan dengan mengupayakan buffer zone yang sesuai dengan standar.
Semua itu harus diperhitungkan karena Pertamina mengemban dua tugas yang berbeda kepentingan, yaitu profit dan pelayanan publik. Di satu sisi Pertamina sebagai sebuah perusahaan harus mencari keuntungan, namun di sisi lain tetap harus menjalankan pelayanan publik sesuai penugasan dari pemerintah. Di sinilah letak peran utama Pertamina untuk bangsa.
“Pertamina ini adalah bagian dari fungsi energi di Indonesia, energi yang menentukan perekonomian suatu bangsa,” ujar Massa Manik.
Kunjungan Massa ke TBBM yang memiliki instalasi terkompleks dengan jumlah volume penyaluran/troughput yang sangat besar ini diawali dengan paparan dari GM MOR III Jumali. Setelah pemaparan, rombongan melakukan kunjungan ke filling site dan monitoring room Terminal BBM Plumpang didampingi oleh Operation Head TBBM Plumpang Budi Prasojo. Pada kesempatan tersebut Massa didampingi oleh Corporate Secretary Pertamina Syahrial Mukhtar dan VP Supply & Distribution Faris Aziz.•STARFY