KARAWANG – Rabu (7/8), Balai Desa Cemara Jaya, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang dipadati ratusan warga yang berasal dari perwakilan kelompok masyarakat di Pantai Utara Karawang. Mereka hadir untuk berdialog dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Bupati Karawang dr. Cellica Nurrachadiana terkait dengan tindak lanjut penanganan musibah di sekitar anjungan lepas pantai YYA-1.
Salah satunya adalah M. Sulardi, Ketua Koperasi Garam Segara Jaya Karawang. Ia bercerita, ada tiga lokasi usaha pembuatan garam yang terkena dampak musibah tersebut sehingga tidak dapat berproduksi selama tujuh hari, mulai 20 – 27 Juli 2017. “Lokasi tersebut berada di Desa Tambak Sumur, Pasir Jaya, dan Cemara Jaya. Biasanya produksi per hari bisa mencapai 100 ton di dua desa dengan pendapatan per ton Rp 700 ribu,” jelasnya. Ia bersyukur, saat ini mereka sudah bisa berproduksi lagi. Namun demikian, ia membutuhkan kepastian terkait kompensasi selama tujuh hari tersebut.
Hal senada disampaikan Cakim, perwakilan pengepul ikan dari Desa Cemara Jaya. Dari 19 Juli hingga saat ini, ia dan teman-teman tidak mendapatkan penghasilan seperti biasanya karena tidak ada nelayan yang melaut. “Alhamdulillah, Pertamina mempekerjakan kami sebagai petugas pembersih pantai. Dikasih baju khusus, sepatu boots, sarung tangan, dan ada petugas kesehatan juga. Tapi kami berharap penanganan di laut cepat selesai agar semua normal seperti dulu,” tukasnya.
Endi, Kasim, dan Aci sebagai perwakilan dari pembudidaya udang, nelayan, dan petani tambak bandeng juga setali tiga uang dengan Sulardi dan Cakim. Mereka memaklumi bahwa apa yang terjadi di sekitar anjungan Lepas Pantai YYA tersebut merupakan musibah. Namun mereka berharap penanganan dapat segera selesai agar mereka bisa kembali beraktivitas normal.
Keinginan tersebut disambut baik oleh Nanang Abdul Manaf, perwakilan dari Pertamina yang menjelaskan bahwa saat ini pihaknya sudah mendirikan rig baru yang jaraknya 2 km dari anjungan lepas pantai YYA. “Recovery sudah berjalan. Kami melakukan pengeboran dengan rig baru hingga kedalaman 9.000 feet untuk menutup sumur YYA-1. Perhitungan kami sekitar 10-12 minggu dari awal terjadinya musibah. Karena itu, kami membutuhkan dukungan semua pihak agar penanganan ini lebih cepat selesai,” jelasnya.
Ia menegaskan, Pertamina juga akan terus memaksimalkan penanganan dampak musibah ini sehingga semua kembali normal seperti sedia kala.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun menyampaikan hal yang sama. “Masyarakat tidak perlu khawatir. Sejauh ini kita harus menghargai upaya Pertamina. Sesuai dengan laporan yang saya terima, semua yang sifatnya kerugian, selama wajar dan apa adanya, sudah disepakati akan diganti. Saya juga meminta bupati dan jajarannya untuk proaktif membantu warganya dengan mendata seobjektif mungkin. Masyarakat juga harus melaporkan sesuai kondisi di lapangan,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Karawang dr. Cellica Nurrachadiana mengapresiasi upaya yang dilakukan Pertamina. “Sesuai pemantauan kami di lapangan, sampai saat ini Pertamina sigap melakukan penanganan. Mulai dari pembersihan limbah, mempekerjakan masyarakat yang kehilangan mata pencaharian, mendirikan posko kesehatan di lima desa, serta mendirikan posko untuk pengaduan dan sosialisasi. Jajaran kami juga terus berkoordinasi agar penanganan musibah ini segera selesai dan kehidupan masyarakat di Pantai Utara Karawang kembali normal,” pungkasnya.•TA