Matindok, Armada Baru Pertamina

Matindok, Armada Baru Pertamina

JAKARTA - Pertamina kembali menambah kapal pengangkut BBM dengan kapal Matindok berkapasitas 3500 long ton deadweight LTDW. Kapal ini akan memperkuat armada transportasi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk meningkatkan ketahanan pasokan energi nasional secara efisien.


Kapal Matindok yang dibangun oleh PT Dumas Tanjung Perak Shipyard tersebut merupakan kapal ke-51 milik Pertamina dari total sekitar 175 kapal yang dioperasikan dalam menjamin keamanan pasokan energi di dalam negeri. Kapal Matindok mulai beroperasi pada akhir September dan direncanakan mengangkut BBM dari Ternate, Kupang, Plaju dan Padang ke daerah-daerah di Nusa Tenggara Timur, Pontianak, dan Bengkulu.


"Kapal Matindok ini tidak hanya merupakan usaha Pertamina dalam menjamin distribusi BBM ke seluruh pelosok negeri terutama di daerah yang kondisi geografis sangat menantang, tapi juga daerah konflik yang belum tentu kapal charter bersedia untuk melayani," kata Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir.


Langkah terobosan penambahan kapal milik oleh Pertamina diyakini akan meningkatkan efisiensi biaya transportasi BBM. Selain itu, langkah ini merupakan wujud kepatuhan Pertamina terhadap azas cabotage dalam semangat memberdayakan bisnis maritim dalam negeri.


Pertamina telah menempatkan diri sebagai pioneer dalam pemberdayaan bisnis maritim dalam negeri, termasuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas galangan dalam negeri. Sejauh ini, selain merupakan pemesan terbesar kapal-kapal yang diproduksi oleh galangan kapal nasional, Pertamina juga melaksanakan docking repair di galangan kapal nasional.


Hingga akhir 2013, Pertamina direncanakan akan memiliki 64 kapal yang berstatus milik sendiri. Sebanyak 29 kapal atau 47% merupakan kapal yang diproduksi oleh galangan kapal nasional, 21 unit di antaranya telah beroperasi dan delapan unit masih dalam tahap konstruksi oleh PAL, DPS, Dumas, dan Daya Radar Utama.


Matindok diproduksi dalam jangka waktu sekitar 20 bulan terhitung sejak pemesanan pada Mei 2010. Investasi Pertamina untuk kapal yang termasuk kategori small I tersebut mencapai sekitar 12 juta dolar AS.


"Pertamina mengedepankan kerja sama de­ngan mitra nasional sebagai pem­bangun kapal yang dibutuhkan perusahaan. Perta­mina bertekad untuk maju bersama industri lain di Indonesia," tegas Ali Mundakir.

Share this post