BANGGAI– Peresmian Mega Proyek Terintegrasi dilakukan di lokasi kilang Donggi Senoro LNG, Desa Uso, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, pada Minggu, (2/8). Hadir dalam peresmian tersebut para Menteri Kabinet Kerja, di antaranya Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo, Menteri ESDM Sudirman Said, Kepala BKPM Franky Sibarani, Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola, dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) beserta jajaran direksi dan komisaris.
Proyek-proyek tersebut, meliputi Central Processing Plant yang dikelola oleh Joint Operating Body Pertamina Medco Tomori Sulawesi dengan investasi sebesar US$1,2 miliar. Fasilitas dengan kapasitas produksi 315 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) tersebut, akan memproses gas dari Blok Senoro-Toili, dimana 250 MMSCFD akan dipasok ke Kilang LNG Donggi-Senoro, dan 55 MMSCFD untuk pabrik amoniak PT Panca Amara Utama.
Selain Blok Senoro-Toili, Blok Matindok yang dikelola oleh PT Pertamina EP juga akan memasok gas untuk Kilang LNG Donggi Senoro sebanyak 85 MMSCFD. Blok Matindok akan memiliki dua Central Processing Plant, yaitu CPP Donggi dan CPP Matindok dengan kapasitas total 105 MMSCFD dan menyerap investasi sebesar 0,8 miliar. Selain untuk kilang LNG, gas dari Matindok juga akan dipasok ke pembangkit listrik.
Kilang LNG Donggi Senoro berkapasitas 2,1 million ton per annum (MTPA) dengan investasi senilai US$2,8 miliar, menjadi kunci pengembangan dan monetisasi cadangan gas yang 30 tahun belum dikembangkan di Sulawesi Tengah.
Kilang LNG Donggi Senoro yang dikelola PT Donggi Senoro LNG, merupakan kilang LNG yang dibangun dengan model hilir pertama di Indonesia, tidak membebani negara untuk investasinya dan memberikan multiplier effect yang tinggi bagi perekonomian nasional dan setempat.
Proyek ini melibatkan perusahaan-perusahaan Asia, yaitu PT Pertamina (Persero), PT Medco Energi Internasional Tbk, Mitsubishi Corporation, Korea Gas Corporation (KOGAS).
Dalam upaya pemenuhan kebutuhan domestik, Kilang Donggi Senoro LNG melakukan pengapalan perdana kargo LNG ke Terminal Penerimaan Hub dan Regasifikasi Arun untuk industri dan listrik di Sumatera Bagian Utara, yang dilepas oleh Presiden Jokowi pada kesempatan yang sama.
Dari proyek-proyek gas tersebut, potensi penerimaan negara selama 13 tahun mendatang diproyeksikan mencapai US$7,02 miliar. Total gas yang akan tersalurkan kepada konsumen, baik untuk kilang LNG, pabrik amoniak, dan pembangkit listrik sekitar 415 MMSCFD dan membuka lapangan kerja hingga 10.000 tenaga kerja.
Selain proyek-proyek di Sulawesi Tengah tersebut, Presiden juga meresmikan Lapangan GG PHE Offshore North West Java yang terletak di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Lapangan GG telah memiliki fasilitas satu anjungan lepas pantai tanpa awak, pemboran 3 sumur gas, pipa bawah laut sepanjang 35 km, dan onshore processing facility Balongan dengan total investasi sekitar US$150 juta.
Lapangan GG mulai onstream dengan kapasitas produksi 31 MMSCFD dan 150 barel kondensat per hari. Gas dari lapangan tersebut dipasok untuk Kilang Pertamina Balongan, Kilang LPG Pertamina Mundu, dan PLN Sunyaragi.
“Mega Proyek Pertamina Terintegrasi ini menunjukkan komitmen kuat Pertamina bersama mitra-mitra terbaiknya untuk dapat berkontribusi bagi pembangunan ekonomi Indonesia. Tidak sekadar sebagai sumber penerimaan negara, tetapi juga menjadi kunci bagi pertumbuhan ekonomi di wilayah setempat melalui multiplier effect yang ditimbulkan dari proyek-proyek ini,” kata Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyatakan Mega Proyek Pertamina Terintegrasi dan juga pabrik amoniak sejalan komitmen pemerintah untuk memperkuat infrastruktur energi nasional, mengoptimalkan pemanfaatan gas untuk pemenuhan kemandirian energi dan menciptakan nilai tambah di dalam negeri. Oleh sebab itu proyek terintegrasi harus dibangun di semua daeah.
“Saya minta Menteri ESDM dan Pertamina dalam pengembangan monetisasi Donggi Senoro betul-betul dikawal dari lapangan hulu hingga hilirnya. Atasi sumbatan-sumbatan dalam kegiatannya, jika memerlukan dukungan pemerintah siap membantu,”ungkap Presiden.•DSU