Jakarta - Dalam rangka menyamakan visi Pertamina pada 2025 dengan target 2,2 juta barel setara minyak per hari (BOEPD) kepada seluruh pekerja baik di pusat maupun di lapangan-lapangan produksi, Direktorat Hulu (Dit. Hulu) mengadakan program Sharing Session Hulu Transformation ke Anak Perusahaan rumpun bisnis Hulu (APH). Setelah sebelumnya acara itu diselenggarakan di PT Pertamina Hulu Energi (PHE) (20/5) dan PT Pertamina EP Cepu (PEPC) (24/6), kini hal yang sama beresonansi di PT Pertamina EP (PEP) lewat presentasi Senior Vice President Upstream Strategic Planning and Operation Evaluation (SVP USPOE) Djohardi Angga Kusumah pada 26/6 yang lalu.
Direktur Hulu, Muhamad Husen yang turut hadir dalam acara mengatakan, “PEP sebagai penyumbang profit terbesar PT Pertamina, adalah fokus utama perusahaan dalam usaha pencapaian target 2,2 juta BOEPD 2025 nanti”. Oleh sebab itulah pemahaman makna dari Visi Pertamina menjadi langkah awal dalam upaya mencapai target tersebut.
Sementara itu, Djohardi dalam presentasinya memaparkan bahwa target 2,2 juta BOEPD merupakan target yang sangat ambisius dan sulit, tetapi bukan mustahil tak dapat diraih. Karena pada dasarnya Pertamina memiliki kemampuan untuk mencapai target dimaksud. “Saat ini banyak proyek-proyek Hulu yang sudah berjalan di antaranya, Paku gajah sudah on stream, Lapangan Banyu Urip dan PPGM dijadwalkan on stream pada 2015, WMO, Tomori, serta Lapangan Jambaran Tiung Biru. Proyek-proyek ini nantinya diproyeksikan sebagai bagian yang akan membantu kita mencapai target,” papar Djohardi.
Lebih jauh Djohardi memaparkan untuk mencapai target 2025, segenap pekerja Pertamina khususnya Dit. Hulu dan APH harus memfokuskan kemampuan dan seluruh sumber daya manajemen (man, money, dan teknologi) yang dimilikinya hanya pada satu sasaran yaitu produksi 2,2 juta BOEPD pada 2025. Dengan aset-aset yang dimiliki Pertamina saat ini, diprediksi pada 2018 mendatang PEP, saja akan menjadi perusahaan migas terbesar di Indonesia dengan target produksi sebesar 345 ribu BOEPD. Selain dari sektor migas, perhatian lebih juga diberikan Dit. Hulu dalam mengembangkan potensi energi baru terbarukan di Indonesia seperti energi panas bumi, CBM, dan shale gas. Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan Pertamina Hulu Energy (PHE) sebagai anak perusahaan yang diberikan mandat untuk mengelola energi tersebut. Sebagai negara dengan potensi cadangan panas bumi terbesar di dunia, di atas pundak PGE dipikulkan tuntutan agar mampu meningkatkan produksi menjadi 847 mega watt listrik pada 2018, dari 402 mega watt listrik produksi saat ini.
Acara yang dihelat di Ruang Serbaguna Kantor Pusat PT Pertamina EP, Menara Standard Chartered, Jakarta ini, tidak hanya di hadiri oleh Direktur Hulu dan SVP USPOE saja, tetapi juga tampak Direktur Utama PEP, Adriansyah beserta jajaran direksi PEP, serta seluruh pekerja PEP di Kantor Pusat. Melalui fasilitas video conference acara tesebut dipancarkan langsung ke seluruh aset produksi PEP, dari Asset 1 hingga Asset 5. “Apabila target yang telah tercatat dalam RJPP bisa terlampaui, maka niscaya Visi Pertamina untuk menjadi Word Class Energy Campion akan terwujud,” pungkas Djohardi memotivasi diakhir presentasinya.