Memeta Elnusa, Penyaji Solusi Lewat Inovasi

Memeta Elnusa, Penyaji Solusi Lewat Inovasi

20-HULU-Foto 2_ELSA-8Jakarta– Ketatnya per­saingan di bidang jasa bisnis minyak dan gas bumi (migas) akibat terpaan krisis harga dewasa ini, menjadi tantangan tersendiri bagi PT Elnusa Tbk. dalam me­wujudkan visi korporasi. Yakni, menjadi salah satu perusahaan penyedia jasa bidang energi terbaik di du­nia. Aksi nyata, upaya mewujudkan visi tersebut dapat dilihat dari kegiatan yang dijalankan Elnusa, tidak hanya dalam bidang hulu migas saja tetapi juga merambah hingga layanan distribusi dan logistik di sektor hilirnya.

 

Kondisi sulit di satu sisi dan menjaga serta meningkatkan keandalan layanan di sisi lain, Elnusa tetap mengetengahkan kepercayaan yang telah dibe­rikan pelanggan selama ini. Karena itu, langkah-langkah strategis terus disusun, baik dari segi teknologi maupun kompetensi dan kapabilitas sumber daya manusia (SDM). Kebijakan tersebut difokuskan pada aktivitas inti bidang hulu migas, terutama dalam menyediakan solusi terintegrasi dengan harga kompetitif tanpa mengabaikan aspek-aspek HSSE. Hasilnya, para pengguna jasa tetap puas atas kinerja Elnusa. Hal ini terbaca lewat berbagai penghargaan yang diterima dari pelanggan, antara lain: The Mahakam Award untuk The Best Contractor for Category of Safety Performance oh High Risk Contract di Blok Mahakam dari operator blok tersebut PT. Total E&P Indonesie (TEPI), ”Penghargaan The Mahakam Award, itu bukan yang pertama kami terima melainkan tiga kali berturut-turut,” ungkap Tolingul Anwar, Direktur Utama PT Elnusa Tbk. saat ditemui beberapa waktu lalu.

 

Di samping itu, menurut Tolingul Elnusa juga meraih penghargaan The Best Rig Performance dari Vico pada 2014 dan awarding 6 Years without Day Away From Work Case (DAFW) dari Chevron. Selain dari klien, pengakuan keandalan Elnusa juga diberikan pemerintah. Pada Hari Kebangkitan Teknologi Nasional 2015 inovasi yang dibuat oleh engineer Elnusa masuk ke dalam “20 karya Unggulan Teknologi Anak Bangsa” karena berhasil membuat Accomodation Work Barge (AWB) ECO Green Pertama di Indonesia. Inovasi ini adalah jawaban Elnusa atas challenge yang diberikan TEPI selaku klien untuk membuat AWB yang berbeda dari yang telah ada di area kerja TEPI sebelumnya.

 

“Elnusa Samudra 8 (ELSA-8) merupakan AWB pertama yang didesain dengan konsep Eco Green, memiliki keunggulan yang disebut Three Green steps,” kata Dwi Binanda, Junior Field Engineer, Elnusa sekaligus sebagai ketua dari tim Proyek Kendali Mutu (PKM) Green Barge, kreator inovasi tersebut. ELSA-8 didesain menggunakan mesin berstandar EPA 3 & Tier 3 atau standar tertinggi yang saat ini beredar di pasar. Mesin ini sangat ramah lingkungan karena gas emisi yang dihasilkan dari sisa pembakaran lebih bersih. Selain itu berdasarkan Table Comercial Marine EPA Regulation, dalam pem­bangunan ELSA-8 dipilih C18 Marine Genset dengan standar EPA Tier 3 sebagai mesin utama pada barge yang menjadi Green Step pertama (Reduce Emission).

 

Selanjutnya Dwi menjelaskan, Green Step kedua adalah pemanfaatan energi matahari sebagai sumber listrik untuk lampu di area engine room and navigation. Karena di area tersebut, lampu harus menyala 24 jam non stop sehingga memerlukan tenaga listrik yang cukup besar. Dengan memanfaatkan ruang terbuka yang ada di atas barge (top deck), sebanyak 57 solar panel dipasang untuk menapung energi dari sinar matahari. Green Step ketiga adalah efisiensi energi, melalui pengunan lampu LED dan desain jendela. Penggunaan lampu LED karena lampu konvesional menghabiskan daya watt 2 s/d 4 kali lipat lebih banyak dari lampu LED yang tentunya akan berdampak pada lebih banyaknya konsumsi bahan bakar yang diperlukan. Di samping itu penggunaan lampu LED juga lebih ramah lingkungan karena bebas limbah merkuri serta lebih awet. Penambahan jumlah kaca pada jendela juga akan memaksimalkan cahaya matahari yang masuk sehingga mengurangi penggunaan lampu di siang hari.

 

Dengan monitoring ketat yang dilakukan setiap hari maka pembangunan ELSA-8 dapat diselesaikan sesuai rencana. Untuk inovasi ini Elnusa berhasil melakukan penghematan biaya pembangunan sebesar US$ 691.271 serta penghematan bahan bakar sebesar 222.313,28 liter per 5 tahun atau setara dengan US$ 264.552,8. Ditambah, proyeksi penambahan pendapatan dari kontrak AWB selama lima tahun dari TEPI sebesar US$ 9.982.750. “ELSA-8 menjadi bukti bahwa Elnusa sebagai perusahaan nasional melalui generasi mudanya mampu mem­buat barge secara mandiri dan me­lakukan inovasi dengan mengedepankan aspek kelestarian lingkungan se­suai program Eco Green Campaign perusahaan sejak 2008,” imbuh Dwi.

 

Elnusa adalah anak perusahaan PT. Pertamina (Persero) yang bergerak dalam bidang jasa di sektor energi secara terintegrasi. “Jasa yang kami berikan dalam operasi hulu migas meliputi Geoscience Service, Drilling & Oilfield Services, dan Field Ope­ration Service,” terang Tolingul. Untuk jasa bidang Geosains terdiri atas penyelidikan seismik dan studi termasuk di dalamnya pemetaan, acquisition, processing serta interpretasi baik di darat, transisi, padang pasir, maupun di lepas pantai. Selain itu Elnusa mengintegrasikan data-data tersebut dengan perangkat lunak geology, geophysics, dan reservoir sehingga menghasilkan data subsurface terpadu yang lebih akurat. Elnusa juga memiliki jasa survei non geofisika yang bisa diaplikasikan untuk ekplorasi migas maupun energi baru dan terbarukan. “Saat ini, Elnusa menjadi pelopor dan pemain utama da­lam layanan data geofisika di Indonesia,” pungkas Tolingul mengakhiri perbincangan.•DIT. HULU

Share this post