Meng-Upgrade Kompetensi Dokter Primer Pertamina

Meng-Upgrade Kompetensi Dokter Primer Pertamina

Upgrade _DokterJakarta – Fungsi Health and Medical Management Pertamina bekerja sama dengan Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Universitas Indonesia meng­gelar simposium bertajuk, “The Management of Hyper­tension and Stroke in Primary Care Setting,” di Hotel Double Tree, pada Jum’at, (20/6).

 

Acara ini diikuti oleh para dokter Pertamina, baik di pusat, maupun unitoperasi. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari yang dipandu oleh para praktisi ahli dari Departemen Kedokteran Ko­munitas UI. Materi yang di­­sam­paikan di antaranya bedah kasus dan diskusi panel dari berbagai aspek seperti  rehabilitasi medik dan softskill dalam mengedukasi pasien.

 

Health and Management Manager Pertamina, Ugan Gandar mengatakan, sim­posium ini adalah bagian dari program kerja Medical Pertamina yang kini sedang menghadapi era JKN (Jaminan Kesehatan Nasional), pengejawantahan dari SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional) tahun 2004.


“Sebagai penanggung jawab Medical, saya tidak ingin para pekerja yang di Pertamina dan keluarganya, termasuk para pensiunan, yang selama ini sudah mendapatkan pelayanan yang bagus, kemudian berubah menjadi ke pelayanan yang tidak bagus melalui JKN,” ungkap Ugan Gandar.


Ugan menegaskan bahwa bukan berarti bahwa JKN tidak bagus, namun dirinya belum melihat upaya-upaya dari JKN, memperbaiki dokter primernya. Salah satu syarat di dalam JKN itu adalah, dok­ter primer yang memiliki kompetensi yang baik.


Hal yang sama juga di­­sampaikan oleh Kepala De­­partemen Kedokteran Ko­­munitas UI DR. dr. Her­qu­tanto, MPH, MARS, pe­ning­katan mutu pelayanan diperlukan dalam menghadai JKN, dimana harus ada cost efficiency, dengan tidak mengu­rangi mutu pelayanan.


Melalui kegiatan ini Ugan  berharap dapat me­ning­katkan kompetensi para dokter-dokter primer, agar kompetensinya naik dan lebih percaya diri dan menekan angka keluhan pasien. Diharapkan setelah itu layanan kesehatan yang diberikan kepada para pekerja dan keluarganya, mutunya bisa meningkat.


Jika hal tersebut tereali­sasi, angka keluhan berkurang ka­rena adanya rasa percaya diri. De­ngan begitu, Pertamina bisa menghemat biaya kese­hatan, penurunan cost. Hal ter­sebut adalah aspek baik bagi peru­sahaan.

“Sekarang, sedikit-sedikit pasien  dirujuk. Padahal ada kewenangan yang mestinya ditangani mereka, sekarang ada kewenangan tapi dirujuk, jadi seperti tidak percaya diri,” katanya.


Ia menyebutkan nantinya saat JKN dilaksanakan, apabila Pertamina sudah masuk, Ugan akan bernego­siasi dengan BPJS, selaku pelaksana. “Saya siap untuk masuk ke JKN tetapi saya minta keluarga Pertamina ini, keluarga dan pensiunan tetap dilayani oleh jaringan yang sudah dibangun dan dilatih. Jadi tidak akan ada perubahan yang signifikan,” jelas Ugan.


Ia menuturkan hal yang me­latarbelakangi hal itu, yaitu kondisi peker­jaan di Pertamina yang tidak bi­sa dibandingkan dengan pe­kerjaan lain. Bekerja di Pertamina, risikonya berat dan rentan stres, baik di hulu hingga hilir.


Selain pelatihan yang akan digelar lagi di bulan Oktober dan Desember, beberapa program lainnya sudah disiapkan oleh Fungsi Health and Medical Management Pertamina, seperti pembukaan Poliklinik di Kantor Pusat Pertamina.  Ugan menjelaskan, nantinya di poliklinik tersebut akan disiapkan para dokter gizi dan olahraga, serta para psikolog yang nantinya siap melayani para pekerja.•SAHRUL

Share this post