Mengelola Gen Y Menuju World Class

Mengelola Gen Y Menuju World Class

Generation YJAKARTA - Generation Y, atau Gen Y, adalah generasi muda yang lahir di tahun 1980-an dan kini baru mulai meniti kariernya. Gen Y sering diidentikan dengan internet, facebook, twitter, youtube dan social media lainnya, serta gadget dan games. Melihat besarnya jumlah Gen Y di Pertamina, sekitar 36%, Direktorat SDM pun memprakarsai sebuah talkshow dengan tema Managing Generation Y.


Talkshow menghadirkan tiga narasumber, yaitu Sarlito W. Sarwono (psikolog senior dari Fak. Psikologi UI), Wishnutama (praktisi industri televisi) dan Yoris Sebastian ( mantan GM Hard Rock termuda, ikon generasi Y). Bertindak sebagai moderator Ichsanudin Usman (Direktorat SDM). Acara berlangsung di Gedung Utama Lantai 21, pada Rabu (24/7).


Hadir dalam talkshow tersebut Dirut Karen Agustiawan, Direktur SDM Evita M. Tagor, Direktur PIMR M. Afdal Bahaudin, serta para SVP dan VP dari berbagai direktorat.


Dirut Karen Agustiawan membuka talkshow dengan sambutan singkat bagaimana menghadapi anak-anaknya yang lahir di tahun 1980-an, yang diidentifikasi sebagai Generasi Y. “Mereka itu semua gadget minded, high tech, tidak sabar, ingin cepat berubah,“ kata Karen.


Karena kegemaran mereka pada internet dan social media, mereka punya koneksi yang luas dan tanpa batas. “Mereka itu adalah generasi yang boleh memilih pemimpin, bukan seperti kita yang pemimpinnya dikasih,” lanjutnya.


Talkshow berlangsung menarik, apalagi ketiga pembicara melihat dari point of view yang berbeda. Sarlito lebih menekankan aspek psikologis dan social generasi muda. Wishnutama lebih percaya bahwa kreativitas tidak dibatasi usia atau generasi. Sementara Yoris melihat bahwa para pekerja muda selalu punya ide, namun tidak semuanya bisa dilaksanakan segera. Kadang ada yang harus ditunda.


Menutup acara, Direktur SDM Evita M. Tagor yang punya prakarsa mengatakan bahwa dominannya pekerja generasi muda dengan jumlah 36% sebagai hal yang tidak terhindarkan. “Saya berharap kita bisa mengambil hal positif dari sharing kita ini, karena bagaimana pun juga keberadaan generasi muda ini pembinaannya ada pada kita sekarang.”
Evita menekankan komunikasi dengan pendekatan yang berbeda kepada paa pekerja muda ini. “Semua tergantung pada kreativitas kita bersama. Memang tidak ada aturannya. Dan untuk itu keberadaan generasi muda harus kita manfaatkan, karena dia ujung tombak kita saat ini. Kita harus me-manage mereka agar bisa bekerja dengan maksimal dan perusahaan ini menjadi lebih baik.”•URIP HERDIMAN KAMBALI

Share this post