JAKARTA – Siapa sangka kekayaan busana dan kain adat yang dimiliki Indonesia sejak seabad lalu telah dikenal di daratan Eropa, tepatnya Belgia. Melalui program mitra binaan, Pertamina ikut berkomitmen untuk melestarikan warisan budaya tersebut dengan mengambil peran membina perajin kain Nusantara.
Salah satu perajin Songket Silungkang yang menjadi mitra binaan Pertamina ialah Hamamul Fauzi Basri. Ia merupakan generasi ke-3 dari bisnis songket yang berpusat di Silungkang, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. “Berawal dari Kakek Nenek saya, lalu dilanjutkan Ibu saya Bu Aina, dan sekarang saya ikut meneruskannya,” ujarnya.
Menurut Fauzi, songket Silungkang mempunyai beberapa keunggulan dibanding jenis songket lain. Penggunaan benang kain yang lebih banyak ketimbang benang emas, membuat songket Silungkang terasa lebih ringan. Motif yang melekat pada Songket Silungkang dibagi dalam tiga kategori besar yakni Itiak Pulang Patang, Pucuak Rabuang, dan Saik Kalamai.
Jika dilihat dari catatan sejarah pada tahun 1910 songket Silungkang telah berkiprah di gelanggang Internasional pada “Pekan Raya Ekonomi Eropa” yang berlangsung di Brussel. Melihat catatan sejarah tersebut menjadi motivasi untuk para perajin agar warisan budaya Indonesia bisa laku di pasar internasional.
Pjs. Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina, Fajriyah Usman menyampaikan, Pertamina akan terus mendukung usaha seperti yang dijalani Fauzi dan keluarganya. Ia berharap melalui program kemitraan dapat membantu perajin dalam memasarkan produknya secara digital ke seluruh Indonesia bahkan dunia. *IN