Tidak ada lagi senyum di wajah Eva (9). Ia hanya duduk lemas dengan tatapan kosong. Hiruk pikuk keriangan anak anak lain bermain seakan tak terdengar olehnya. Jiwanya hampa.
Ia bukan tak mau bermain dengan teman-temannya. Namun ia tak bisa. Hatinya masih pilu karena ditinggal meninggal ibunya, dan kakinya masih sakit akibat patah tulang.
Ketika dr Jeane dari tim medis Pertamina bertanya kepada Eva apa yang terjadi pada kakinya (karena diperlukan untuk diagnosa), ia hanya berbicara lirih. Belum juga selesai ceritanya, air matanya sudah mengalir deras hingga terisak-isak.
Hingga akhirnya salah satu kerabatnya bercerita. Pada saat kejadian gempa, Eva sedang di rumah bersama ibu dan adiknya yang berusia 1 tahun. Sementara ayah tirinya sedang keluar rumah dan adiknya yang lain sedang dengan kerabatnya yang berbeda rumah.
Saat senja menjelang, gempa berskala tinggi itu datang. Di tengah kepanikan ia dan ibu beserta adiknya berusaha menyelematkan diri. Namun takdir berkata lain. Tembok tiba-tiba runtuh dan menimpa mereka. Eva tertimpa di bagian kaki, sementara ibunya tak bisa menghindar dari runtuhan tembok. Ya, sang ibu meninggal setelah tertimpa 3 lapis beton sambil memeluk adik Eva yang berusia 1 tahun.
Eva berhasil diselamatkan kerabatnya. Pun demikian adiknya yang lain dan ayah tirinya. Kini mereka hidup beralaskan terpal beratapkan tenda. Dengan kondisi seadanya.
Hampir seminggu sudah, Eva kehilangan ibu dan adiknya. Bahkan tanpa sadar bahwa kakinya membengkak. Yang ia tahu bahwa ia tak bisa bangun, berjalan, apalagi berlari dengan teman temannya.
Hingga tim medis Pertamina datang dan memberikan pertolongan dengan memasang bidai / fiksasi / spalek yaitu kayu penahan agar kaki Eva tak banyak bergerak. Kayu nya pun diambil dari sisa sisa reruntuhan di sekitar tenda Eva.
Ketika pemasangan, Eva terus menangis dan berteriak "Bapak.. Bapak... kaki ku sakit..". Ayah tirinya yang ia panggil Bapak itu memang kini satu-satunya tumpuan hidup Eva dan adiknya yang masih hidup.
Akhirnya tim medis pun menuliskan surat rujukan ke Rumah Sakit dan akhirnya Eva berhasil dievakuasi pada sore harinya dari Dusun Empat, tempat ia mengungsi.
Semoga Eva bisa lekas sembuh, baik kakinya dan hatinya. Dan kembali riang bermain bersama teman-temannya.*ALIH/HARI