Menteri BUMN Kunjungi Lapangan Migas Pertamina di Aljazair

Menteri BUMN Kunjungi Lapangan Migas Pertamina di Aljazair

Xxx -01-MLN-2Pertamina terus meningkatkan pengembangan produksi minyak di luar negeri, guna memenuhi kebutuhan energi nasional. Dukungan pemerintah sangat diperlukan, termasuk salah satunya dari Menteri BUMN yang mengunjungi lapangan migas Pertamina di Aljazair.

 

 

 

Hassi Messoud- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, me­ninjau lapangan MLN (Menzel Lejmat Nord) di Aljazair yang di­operasikan PT Pertamina (Persero).  MLN di Blok 405A meru­pakan salah satu dari 3 lapangan (field) migas yang dimiliki Pertamina di Aljazair, dimana khusus untuk MLN, Pertamina menjadi operator dengan kepemilikan 65%.

 

Kunjungan Rini untuk per­tama kalinya di Aljazair ini didampingi oleh Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto dan Direktur Hulu Pertamina  Syamsu Alam, Selasa (26/1/2016).  Kunjungan diawali di pagi hari lebih dulu ke MLN setelah mendarat di Hassi Messaoud, kemudian Menteri BUMN dan rombongan melanjutkan perjalanannya ke kamp Pertamina Algeria di Hassi Messoud pada sore hari.

 

Di MLN Rini membuka kun­jungan dengan mengikuti safety induction dari Manager Operasi, Aznaldi, dilanjutkan mendengarkan paparan operasi Pertamina di Aljazair dari Di­rektur Utama PIEP, Slamet Riadhy. Selepas itu, Menteri BUMN mengecek dari dekat Central Processing Facility (CPF) di MLN, dilanjutkan ber­keliling ke fasilitas tempat tinggal karyawan, dan fasilitas-fasilitas penunjang lain seperti fasilitas olahraga dan restoran. Di sela-sela kunjungan Rini juga berkesempatan melakukan komunikasi dan berbincang-bincang dengan sejumlah karyawan Pertamina di sana.Sore harinya selepas dari MLN, Rini menuju kembali ke Hassi Messaoud sejarak 1 jam penerbangan dan mengunjungi kamp Pertamina Algeria yang sehari-hari digunakan untuk kegiatan pekerja dari fungsi Sub Surface, Finance dan SCM.

 

Kunjungan Menteri ke la­pangan dan kamp tersebut me­rupakan hal istimewa ba­gi pekerja Pertamina yang ber­­tugas di Aljazair, serta me­miliki makna strategis bagi ke­berlanjutan bisnis dalam mencari, mengelola serta me­ngirimkan minyak dari Aljazair ke Indonesia. Dukungan menerus lain yang selama ini juga telah diberikan dari Kementerian Luar Negeri, melalui KBRI di Aljazair.

 

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menyampaikan kebutuhan minyak dalam negeri pada 2025 diperkirakan mencapai 1,9 juta barel per hari. Selain akan dipenuhi dari dalam negeri, Pertamina menargetkan 30% didapatkan dari luar negeri. “Demi kedaulatan energi kita, maka untuk memenuhi kebutuhan minyak pada 2025, salah satunya Pertamina akan terus melakukan pengem­bangan produksi ke luar negeri,” Dwi Soetjipto.

 

Dia menambahkan dalam melakukan pengembangan ke luar negeri, Pertamina sa­ngat membutuhkan du­kungan pemerintah. Dalam pengembangan bisnis migas dimana posisi Pertamina se­bagai NOC maka selain aspek B to B (business to business), sangat penting artinya do­rongan hubungan G to G (go­vernment to government) untuk keberhasilan bisnis. “Karena itu, kehadiran Bu Menteri (Men­teri BUMN Rini Soemarno) sangat dalam arti pentingnya buat kami dalam melakukan pengembangan yang lebih besar di Aljazair,” katanya.

 

Pihak Aljazair, baik dari Pemerintah maupun maupun Sonatrach (perusahaan migas nasional) sangat antusias menyambut kehadiran Rini. Kunjungan ke Lapangan MLN di Gurun Sahara dan kamp Pertamina Algeria di Hassi Messoud ini merupakan kunjungan yang kedua dari Kementerian BUMN ke entitas bisnis Pertamina Algeria setelah sebelumnya Menteri BUMN Dahlan Iskan mengunjungi kantor Pertamina Algeria di Algiers pada tahun 2014.

 

Lapangan minyak MLN dan fasilitas produksi dibangun oleh Burlington Resources pada 2003 yang kemudian di­akuisisi oleh ConocoPhillips pada 2006. Lapangan ini bera­da di tengah Gurun Sahara, yang merupakan salah satu deretan gurun terindah di dunia.

 

Pada 2013, Pertamina meng­akuisisi kepemilikan 100% saham ConocoPhillips di COPAL yang menguasai 65% Blok 405A dimana ini menjadikan Pertamina sebagai operator di MLN dengan porsi 65%, sisa kepemilikan 35%, saat ini dimiliki Repsol yang sebelumnya dimiliki Talisman Energy. Selain itu atas akuisisi tersebut menjadikan Pertamina memiliki porsi 16.9 % di lapangan EMK dan 3.73% di lapangan OHD.Pertamina saat ini dalam tahap penyelesaian persetujuan dari Pemerintah Aljazair untuk perubahan nama COPAL menjadi PT Pertamina Algeria EP.

 

MLN berproduksi pertama pada tahun 2003. Puncak produksi minyak sekitar 24.000 barel per hari dengan injeksi gas 140 juta kubik (MMSCFD). Pada tahun 2015, rata-rata produksi migas Pertamina dari aset di Aljazair sebesar 38.550 boepd terdiri dari minyak 20.030 bopd dan gas sebesar 107.28 mmcfd.

 

Selain di Aljazair, saat ini PIEP juga beroperasi melalui aset di Malaysia dan Irak. Total produksi minyak dan gas yang dilakukan Pertamina dari lapangan migas di ketiga negara yaitu Aljazair, Irak, dan Malaysia saat ini mencapai 114.200 boepd dan akan terus berkembang di tahun-tahun men­datang. Salah satunya dari aset Aljazair setelah disetujuinya RDP (Reservoir Development Plant) di tahun 2015 untuk pe­ngembangan lapangan MLN tahap keempat.•PIEP

 

Share this post