SURABAYA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, bersama Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, dan President ExxonMobil Indonesia Irtiza Sayyed, meresmikan pengapalan ke-700 minyak mentah Blok Cepu di VIP Room, Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur pada Rabu, 9 Juni 2021.
Capaian lifting ke-700 Blok Cepu ini secara kumulatif lebih dari 475 juta barel minyak, atau lebih tinggi dari perkiraan keseluruhan volume cadangan minyak terproduksikan saat rencana awal Plan of Development (PoD) sebesar 450 juta barel.
Menteri ESDM Arifin Tasrif menyampaikan apresiasi atas pencapaian yang telah dihasilkan di Blok Cepu sehingga bisa dilakukan pengapalan ke-700. Menurut Arifin, ini merupakan pencapaian yang luar bisa yang dilakukan dengan kerja keras, kerja sukses serta mengerahkan seluruh kemampuan teknis yang dimiliki.
"Pengapalan ke-700 dari Blok Cepu ini menjadi milestone penting bagi ketahanan energi Indonedia, serta memberikan harapan bahwa potensi hulu migas Indonesia masih menjanjikan," ujar Arifin.
Minyak mentah Blok Cepu di Bojonegoro hasil produksi konsorsium KKKS yakni Pertamina EP Cepu (PEPC) dan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), kemudian dialirkan melalui pipa sepanjang 95 kilometer ke Palang, Tuban, dan ditampung di FSO Gagak Rimang di lepas pantai Tuban, Jawa Timur. Selanjutnya, minyak mentah dikirim oleh VLCC Success Enterprise (MT SC Enterprise) yang dioperasikan oleh Pertamina International Shipping ke STS Tuban untuk diolah di kilang Pertamina guna memenuhi kebutuhan energi nasional.
Nicke mengungkapkan, “Dengan pencapaian sampai 475 juta barel ini kita semua putra-putri bangsa ini juga menjadi pemain global dimana tantangan yang di berikan ini menjadi champion karena lapangan di banyu Urip ini Terbesar di Indonesia 30%.”
Exxon dan pengelolaan Blok Cepu dilalukan dengan kaidah keselamatan kerja yang baik. Hasilnya tidak ada kecelakaan yang terjadi selama beroperasinya Blok Cepu. Dalam kegiatan Lifting, aspek kesehatan, keamanan, dan keselamatan lingkungan (HSSE) menjadi yang utama, “Sinergi ini tentunya mengutakan safty dalam aktivitas lifting walaupun jadwal lifting sangat padat sehingga kita dapat berkontribusi dalam penyediaan kebutuhan energi nasional,” ujar Nicke
Arifin berharap kemampuan ini bisa terus dikembangkan untuk bisa optimalkan produksi minyak dan gas di Indonesia karena demand migas indonesia tiap tahun bertambah di lain sisi produksi menurun terutama di sektor Crude oil untuk itu upaya untuk optimalkan terus kita tingkatkan. *HS/PW/IN