PT Pertamina (Persero) mendukung penuh diversifikasi energi, salah satunya melalui program konversi BBM ke bahan bakar gas di sektor rumah tangga dan transportasi.
BEKASI – Hal itu ditekankan Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto dalam sambutan peresmian proyek Jaringan Gas Rumah Tangga, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas, dan Gas Transportation Module (GTM) penugasan pemerintah kepada Pertamina yang dipusatkan di Desa Jaya Mukti, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada (3/3). Menteri ESDM Sudirman Said hadir dan meresmikan proyek-proyek infrastruktur gas bumi yang merupakan bagian dari penugasan APBN 2015 yang secara keseluruhan berupa 18 unit SPBG, dua lokasi Jargas, dan lima unit GTM dengan nilai anggaran Rp 2,1 triliun.
Proyek-proyek yang diresmikan meliputi infrastruktur jargas Kabupaten Bekasi sebanyak 3.949 sambungan rumah tangga dengan pasokan gas sebanyak 0,2 juta kaki kubik per hari yang dipasok dari Pertamina EP. Dua unit SPBG Online Station di Kabupaten Subang berkapasitas masing-masing maksimum 1 MMSCFD atau setara dengan 30.000 LSP (Liter setara Premium) per hari. SPBG Online Station di Depok dengan kapasitas maksimum 1 MMSCFD atau setara dengan 30.000 LSP per hari. Sumber pasokan dari ke tiga SPBG tersebut berasal dari Pertamina EP.
Selain itu, SPBG Daughter Station di Ciawi Kab. Bogor dengan kapasitas maksimum 0,5 MMSCFD atau setara dengan 15.000 LSP per hari. Gas untuk Daughter Station ini akan disuplai dari Mother Station Cibubur, serta launching pengoperasian 5 (lima) unit GTM berkapasitas masing-masing 0,15 MMSCFD untuk transportasi CNG menuju SPBG maupun MRU.
Dwi Soetjipto mengatakan Pertamina sangat mengapresiasi pemerintah yang telah konsisten melakukan upaya peningkatan ketahanan energi serta memberikan kontribusi positif pada lingkungan melalui program konversi BBM ke bahan bakar gas, baik di sektor rumah tangga maupun transportasi. Program tersebut dijalankan melalui pendanaan APBN dan penugasan kepada Badan Usaha Milik Negara, termasuk Pertamina untuk pembangunan dan pengelolaan infrastruktur untuk jargas, SPBG, MRU, dan pipa.
“Langkah ini sangat strategis untuk mencapai target Energy Mix 2025 yang sudah dicanangkan pemerintah. Pertamina sebagai BUMN di sektor energi sangat mengapresiasi kepercayaan pemerintah dan siap membantu mewujudkan target tersebut melalui upaya percepatan-percepatan pelaksanaan proyek penugasan sehingga bisa segera melayani kebutuhan energi masyarakat,” kata Dwi.
Selain infrastruktur, Pertamina telah mengelola jaringan gas rumah tangga di beberapa wilayah, meliputi Kota Prabumulih, Kabupaten Wajo, Kota Jambi, dan Kabupaten Sidoarjo dengan total sambungan rumah tangga sebanyak 18.976 SR. Sebanyak 30.407 sambungan baru di delapan kabupaten dan kota akan beroperasi pada tahun ini.
Jumlah pengguna jaringan gas rumah tangga juga akan terus bertambah. Jumlah pengguna jargas Pertamina dari penugasan diperkirakan total mencapai 89.383 SR pada 2017.
Adapun, untuk sektor transportasi, sebanyak 34 unit Infrastruktur SPBG termasuk MRU yang tersebar di wilayah Jabodetabek, Palembang, Semarang dan Balikpapan juga dalam pengelolaan Pertamina. Dengan tambahan unit yang masih dalam tahap pe mbangunan, investasi Pertamina, dan penugasan baru total SPBG yang akan dikelola Pertamina pada 2017 akan mencapai 53 unit.
Menteri ESDM Sudirman Said mengungkapkan apresiasinya kepada Pertamina yang telah menunjukkan komitmen tinggi untuk bersama-sama mewujudkan pembangunan infrastruktur gas. Menurutnya, program konversi BBM ke bahan bakar gas sangat memerlukan dukungan dari segenap stakeholder, meliputi pemerintah pusat dan daerah, BUMN, dan instansi lain yang terkait.
“Semua pihak harus saling berkoordinasi dan membangun komunikasi yang baik kepada calon pengguna gas bumi sehingga dapat diterima masyarakat dan berjalan dengan baik,” tutupnya.•RILIS