Jambi – Regulasi telah memagari PT Pertamina EP (PEP) untuk bermain hanya di lahan-lahan eksisting bekas pengelolaan Pertamina. Azas legalitas yang sarat aroma liberalis itu, seperti hendak mengebiri Pertamina melalui PEP. Betapa tidak, mematok PEP diwilayah yang sebagian besar sudah masuk kategori ladang sepuh, dan secara alami produksinya turun rata-rata 20 persen pertahun, bak menggiring PEP sakarat, siap diantar ke liang lahat. Namun, lain regulasi beda pula kenyataan di lapangan. Alih-alih PEP susut produksinya, justru meski kini sudah usia senja toh pesona produksinya masih menyala. Kearifan alam tak susut oleh perkembangan jaman. Bahwa kreativitas akan tercuat keatas, manakala kita didera kesulitan. Kearifan demikian hanya terjaring lewat kepekaan hati dan kecemerlangan nalar yang dengan sabar terus berusaha, mengakali situasi, tak henti mencari terobosan dan inovasi.
Lewat kacamata di atas kita menyapa PEP Field Jambi. Meski zaman kecemerlangannya sudah berlalu, namun wajahnya belum sendu. Hal ini terpancar dari kinerja produksinya yang hingga akhir semester I/2014 angka produksinya berada pada level sekitar 3.900 BOPD (barel oil per day). “Produksi Field Jambi berasal dari ladang-ladang tua peninggalan era pra kemerdekaan seperti Lapangan Kenali Asam, Tempino, Bajubang, Sungai Gelam, Ketaling Timur, Ketaling Barat, Setiti Pamerukan, Bungin Batu, dan Barbo Sela,” terang Mukti Ali, staf Fungsi Produksi PEP Field Jambi di Lapangan Kenali Asam (15/7).
Lebih lanjut Ali menyatakan bahwa meski banyak aset Field Jambi berupa sumur-sumur tua peninggalan Belanda, tapi kinerjanya hingga kini masih memberikan konstribusi signifikan untuk menambah pundi-pundi produksi PEP. “Agar sumur-sumur tersebut tak berhenti dan berkontribusi untuk peningkatan produksi PEP sebagai bagian dari upaya menambah produksi nasional maka kami harus telaten dalam merawatnya, termasuk menjaga keandalan berbagai fasilitas produksi supaya selalu prima,” imbuh Ali mewartakan kiatnya.
Di samping itu, agar kinerja operasi pengurasan minyak dari dalam batuan reservoir berjalan optimal, Field Jambi sudah terpilih sebagai salah satu Pilot Project Program EOR (Enhanced Oil Recovery) metode waterflood. Diharapkan melalui langkah-langkah berfikir out of the box dan pantang menyerah menjadi kunci dari keberhasilan Field Jambi dalam merawat sumur-sumur tua agar terus berjaya. Di sisi lain, paralel dengan itu Fungsi Eksplorasi juga sedang melalukan pengeboran untuk mencari cadangan baru di Area Field Jambi lewat pengeboran taruhan lokasi sumur Puspa Asri (PPA-A), dengan target kedalaman akhir 3.800 meter dalam Formasi Lahat. Sumur yang berlokasi di Desa Lopak Alai, Kecamatan Kumpeh Hulu, Kabupaten Muaro Jambi, itu ditajak pada 17 Maret 2014 menggunakan rig PDSI 12.1/N110.M berkapasitas 1500 HP. Tujuan dilakukannya pemboran ini adalah untuk membuktikan potensi cadangan baru migas yang diperkirakan sebesar 22 MMBO.•DIT.HULU