JAKARTA – Merebaknya wabah COVID-19 saat ini tidak menyurutkan langkah Pertamina untuk terus melanjutkan pembangunan Refinery Development Master Plan (RDMP) yang merupakan proyek strategis nasional. Hal itu dilakukan demi mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) ke depannya.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Ignatius Tallulembang pada Jumat, 5 Juni 2020 mengatakan bahwa pembangunan kilang menjadi salah satu upaya negara agar bisa membangun ketahanan energi.
"Kilang yang paling muda usianya 30 tahun di Balongan, namun produksinya tidak semaksimal kilang modern saat ini. Untuk itu, kita harus mengembangkan kilang sebagai salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan energi nasional," ujarnya.
Ignatius juga mengatakan dalam mengerjakan proyek tersebut Pertamina mewajibkan pekerjanya melakukan protokol kesehatan dengan baik dan secara rutin.
“Proyek tetap berjalan, namun wajib dengan penerapan protokol kesehatan dan memanfaatkan teknologi digital,” terang Ignatius.
Dalam proyek strategi nasional tersebut Pertamina berkomitmen memaksimalkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dari segi manpower, material hingga peralatan, sehingga memberikan kesempatan dan mendorong peningkatan kapabilitas manufaktur.
Dalam proyek strategi nasional tersebut Pertamina berkomitmen memaksimalkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dari segi manpower, material hingga peralatan, sehingga memberikan kesempatan dan mendorong peningkatan kapabilitas manufaktur.
Upaya Pertamina tersebut pada situasi saat ini mendapat apresiasi dari Energy Watch.
"Saya mengapresiasi karena di tengah kondisi COVID-19 ini Pertamina sanggup menyelesaikan target pekerjaan sesuai dengan timeline yang diberikan, mencapai 16,32 persen untuk proyek RDMP Kilang Balikpapan." kata Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan yang dilansir dari bisnis.com pada keterangan tertulisnya.
Lanjut Mamit, proyek ini sangat membantu pemerintah daerah terkait dengan penerimaan pajak dan juga nonpajak. Selain itu jumlah pekerja yang terlibat dalam proyek ini sangat signifikan, sehingga ditengah kondisi pandemi saat ini sangat membantu dalam mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia.
Di samping itu, Mamit mengingatkan tantangan ke depan yang harus diperhatikan Pertamina yakni bagaimana pekerjaan tersebut bisa tetap berjalan secara maksimal mengingat sampai saat ini belum diketahui kapan pandemi ini akan berakhir.
"Protokol-protokol dan SOP dalam bekerja selama pandemi ini berlangsung harus tetap diperhatikan secara ketat dan maksimal mengingat urgensi dari proyek strategis nasional ini," tegasnya.