Mitigasi Supply Loss Crude Arjuna: Lesson Learned yang Bermakna

Mitigasi Supply Loss Crude Arjuna: Lesson Learned yang Bermakna

ArjunaKejadian yang berulang kadang membuat kita penasaran sekaligus memberi pengajaran. Kali ini kita berkaca sedikit pada masa lalu, tepatnya Agustus 2008.

 

Bersamaan dengan seringnya RU IV Cilacap menerima  minyak mentah Arjuna dengan tingkat losses cukup tinggi, maka dibentuklah Tim Witness untuk mengetahui pasti penyebab sering terjadinya discrepencies jumlah minyak mentah Arjuna  antara angka Bill of Loading (B/L) dan Actual Received (A/R), apakah dikarenakan loading port, pihak kapal, ataukah pihak discharging port oleh tim yang disebut dengan Arjuna Crude Witness Execution Team.

 

Salah satu contoh yang ingin dibuktikan oleh pekerja RU IV Cilacap adalah apakah tingkat awareness tersebut juga ada di sektor hulu adalah dengan terbentuknya Tim Witness pada saat itu melakukan witness/menyaksikan kegiatan proses pengapalan minyak mentah Arjuna yang akan dikirim ke RU IV dari mulai persiapan kargo, proses pemuatan, pengukuran sampai kapal siap diberangkatkan. Salah satu “kemurnian” minyak mentah yang diminta oleh kilang adalah tidak adanya AIR BEBAS atau free water, selain rendahnya kandungan S&W (Sedimen dan Water) yang terikat dalam minyak mentah.

 

Setelah melalui prosedur standard yang di pandu oleh Supervisor Arjuna Marine Terminal dan Staff BP Indonesia Upstream Exploration & Production, maka Tim yang terdiri dari Pekerja RU IV (Sidik Heri, Nasir, M Irsyamlani dan Adi Suryadi) dapat melaksanakan witness/penyaksiannya. Di anjungan minyak mentah Arjuna yang saat itu ditangani oleh BP West Java Ltd tersebut tim melakukan witness yang terdiri dari persiapan kargo, dokumentasi fungsi peralatan, seperti ketersediaan prosedur, perijinan tanki dan alat ukur, serta kalibrasi dari pihak yang berwenang,  prosedur pemeriksaan kualitas di laboratorium yang standard, fungsi autosampler dan juga meter prover. Tidak lupa sistim perpipaan yang terkait dengan pemuatan juga perlu diyakini telah tertutup agar tidak ada kontaminasi atau passing dari pipa lain dan dilakukan penyegelan terhadap semua kerangan yang terkait dengan pemuatan tersebut.

 

Di kapal yang akan menerima kargo, Tim juga melihat kesiapan kapal MT Ocean Apex, seperti pemeriksaan terhadap Tabel tanki, apakah telah dikalibrasi dan disetujui oleh pihak Shipping, kondisi tanki kapal tentang sisa muatan yang ada, dan melakukan penyegelan terhadap kerangan-kerangan di kapal yang terkait dengan pemuatan termasuk kerangan Sea Chest.

 

Pada saat akan dimulainya pemuatan, Tim harus yakin bahwa pipa penyaluran telah terisi penuh, pengukuran suhu dan level, pengambilan sample dan pengujian di laboratorium telah sesuai prosedur.

 

Pada saat pemuatan maka autosampler diyakini telah berfungsi dengan baik, artinya sample yang terambil betul-betul mewakili selama pemuatan dan dijalankan bersamaan mulai dan berhentinya pompa pemuatan.  Kalibrasi dan sertifikat dari prover meter menjadi syarat mutlak bahwa metering telah valid. Pada pelaksanaannya juga dilakukan uji terhadap meter (proving) sebanyak 3 kali dan menghasilkan repeatability 0.01.

 

Setelah dilakukan perhitungan, maka hasil pengukuran B/L awal didapat 199,953 Net Barrels atau 206,138 Gross Barrels dengan kualitas BS&W 3% dan API @60oF 35.1. Selanjutnya disisi kapal, Tim Witness ikut menyaksikan pengukuran dan perhitungan yang dilakukan oleh pihak kapal dengan hasil 203,084 Gross Barrels dan ditemukan freewater sebanyak 2859 Bbls. Temuan ini ditindaklanjuti dengan membuat Letter of Protest sebagai prosedur standard yang harus dilakukan, sedangkan Tim Witness meminta agar dilakukan koreksi B/L mengingat penyebab adanya freewater telah disetujui oleh pihak-pihak terkait yang tertuang dalam Berita Acara.

 

Kontribusi yang nyata dalam kegiatan  yang dilakukan dalam 26 Jam pada saat loading memberikan pengurangan B/L hasil metering dengan jumlah freewater yang terikut pada saat pemuatan sebesar 2859 Bbls, sehingga B/L yang baru menjadi 197,904 Bbls. Tentu ini akan menjadi benefit yang tidak sedikit.

 

Sukses Tim Witness pada masa lalu ini, tentu dapat sebagai contoh dan pembelajaran akan pentingnya awereness kita dilingkungan kerja manapun. Apalagi kalau kondisi sudah sering berulang dan menganggap hal yang biasa.   Apalagi minyak mentah Arjuna saat ini sudah menjadi salah satu yang dimiliki oleh Pertamina EP, berarti milik kita juga dan hasilnya untuk kita…. Maka akhirnya serah terima minyak mentah Arjuna dari kita ke kita. Pertamina Jaya! Jaya!•ptkam

Share this post