JAKARTA -- PT Patra Drilling Contractor (PDF) melakukan terobosan baru dengan menghadirkan oil boom sebagai salah satu layanan bisnis potensial terkini dalam memberikan solusi jika terjadi tumpahan minyak di sekitar operasional anjungan lepas pantai.
Oil boom yang dimiliki PDC terbuat dari material heavy duty rubber yang tahan minyak dan sinar matahari. Dengan struktur yang seamless, high abrasion resistance, dan peel resistance.
Head of Marine Services PDC, Capt. Imran menjelaskan, dengan tingginya tingkat produksi minyak di Indonesia, makin tinggi pula risiko terjadinya tumpahan minyak (oil spill). Hal tersebut bisa disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya ketidaklayakan peralatan drilling, kesalahan operasi dan prosedur, kecelakaan kapal pengangkut (tanker), sampai pada kerusakan fasilitas karena faktor eksternal, seperti bencana alam.
"Untuk menangani tumpahan minyak tersebut diperlukan berbagai peralatan dan metode sesuai standar di industri migas. Dari beragam peralatan dan metode, oil boom selalu menjadi salah satu rekomendasi peralatan untuk penanganan pertama tumpahan minyak di perairan," ujar Imran.
Penggunaan Oil boom dimaksudkan untuk mengisolasi atau mengurung minyak sehingga tidak melebar di laut/perairan agar tidak terbawa arus sampai ke pesisir pantai/sungai.
"Oil spill tidak hanya berdampak kepada kualitas lingkungan tapi juga memengaruhi kehidupan masyarakat sekitar tempat kejadian. Karena itu, sebelum meluas, tumpahan minyak harus cepat diperangkap dengan menggunakan oil boom,” tutur Imran.
Prinsip kerja Oil boom, alat itu dibentangkan (deployment) dengan konfigurasi yang disesuaikan untuk menghalangi atau membendung minyak yang mengapung agar tidak menyebar. Oil boom terbuat dari material yang berbeda-beda, namun secara fungsi, kegunaan, dan cara kerjanya tetap sama.
Menurut Imran, oil boom yang PDC miliki terbuat dari material heavy duty rubber yang tahan minyak dan sinar matahari, yang dipersiapkan khusus untuk penggunaan di laut (offshore). PDC menggunakan oil boom dengan material dan struktur tersebut, karena oil boom dapat dengan cepat dibentangkan (deploy) dan dapat mengalokalisir tumpahan minyak dengan maksimal.
Capt. Imran mengungkapkan, keputusan PDC menekuni bisnis yang terbilang berbeda di antara unit bisnis anak usaha PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) ini, karena adanya permintaan langsung dari customer atau pemberi kerja.
“Peluang bisnis inike depan juga masih berpotensi besar dengan perhitungan revenue yang tinggi. Jika dilakukan pengadaan alat baru untuk disewakan, perhitungan potensi Break Even Point (titik impas) rata-rata sekitar tiga tahun,” jelasnya.
Untuk layanan bisnis oil boom, PDC telah memiliki kontrak dengan PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) sejak 2020. “Rata-rata kontrak kerja layanan bisnis ini jangka panjang, " imbuhnya.
Ke depan, untuk mengoptimalkan sinergi antar anak perusahaan Pertamina, PDC menargetkan kerja sama dengan PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) dan PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT).
“Mitigasi tentu harus dilakukan untuk menghindari risiko terjadinya tumpahan minyak, baik di daratan maupun perairan terbuka. Lebih dari itu, baik pula untuk mempersiapkan peralatan yang mumpuni. Kami siap untuk menangani kejadian tersebut pada kesempatan pertama,” ucap Imran meyakinkan. *SHU-PDC