JAKARTA - PT Pertamina (Persero) melalui Marketing Operation Region (MOR) III mengirimkan bantuan berupa 13 unit Mobil Tangki (MT) beserta Awak Mobil Tangki (AMT) untuk membantu proses penyaluran BBM di wilayah Sulawesi. Penyerahan bantuan tersebut secara simbolis diberikan oleh General Manager (GM) MOR III, Erry Widiastono
Erry menjelaskan 13 mobil tangki yang akan diberangkatkan tersebut terdiri dari 12 unit berisikan BBM mulai dari jenis Solar, Premium, Pertalite maupun Pertamax sesuai dengan kebutuhan dengan kapasitas 16 ribu liter, serta satu unit berisi Avtur 16 ribu liter. Sementara untuk AMT yang diperbantukan sebanyak 26 orang.
Untuk teknis di lapangan, tambah Erry, bantuan tersebut digunakan sebagai back up operasional akan kebutuhan BBM di Sulawesi. Diharapkan, ketiga belas unit mobil tangki berikut AMT ini akan tiba di Sulawesi pada esok hari, Rabu (3/10/2018).
"Pengiriman mobil tangki ini akan membantu penyaluran pendistribusian BBM di Sulawesi. Seperti diketahui, bencana alam di Palu dan Donggala memerlukan dukungan mobil tangki untuk mendistribusikan BBM. Jadi (bantuan ini) salah satu dukungan Pertamina terhadap bantuan kemanusiaan di Sulawesi Tengah," terangnya di hadapan awak media saat tengah berada di Terminal BBM Plumpang, Jakarta Utara, Selasa (2/10/2018).
Lebih lanjut ia mengatakan, selain 13 mobil tangki tersebut, sebelumnya MOR III Pertamina juga telah memberangkatkan lima unit mobil tangki yang dilengkapi dengan dispenser. Hal itu diharapkan dapat membantu masyarakat yang membutuhkan akses bahan bakar mengingat banyaknya SPBU yang terpaksa harus tutup lantaran terdampak gempa dan tsunami.
Masih menurut Erry, mobil tangki tersebut nantikan akan disiagakan di Sulawesi selama proses pemulihan masih berlangsung hingga kondisi di Sulawesi khususnya Palu dan Donggala bisa normal kembali. MOR III juga akan kembali mengirimkan bantuan mobil tangki jika diperlukan.
Sementara itu, Agus Haerudin (40) salah seorang Awak Mobil Tangki (AMT) mengaku senang bisa membantu masyarakat Sulawesi yang tengah dilanda bencana. Meskipun harus berpisah sementara waktu dengan istri dan anaknya, Agus menilai apa yang dilakukannya beserta 25 AMT lainnya adalah dilandaskan atas rasa kepedulian dan kemanusiaan.
"Memang berat meninggalkan keluarga. Tapi namanya tugas kemana saja kami siap," tegas Agus kepada Energia.*SEPTIAN/ft. KUN