Sejumlah anak PAUD Al-Firdaus di Desa Muktijaya, Cilamaya Kulon, Karawang, Jawa Barat mengikuti Program Bayar Sekolah dengan Sampah yang digulirkan oleh PT Pertamina EP Subang Field (PEP Subang). (Foto: Dok. PEP)

Peduli Pendidikan Anak, Pertamina Miliki Program Bayar Sekolah dengan Sampah

JAKARTA – Peringati Hari Anak Nasional yang jatuh pada tanggal 23 Juli setiap tahunnya, Pertamina memiliki program CSR yang ditujukan untuk anak-anak Indonesia.

Salah satunya, Program Pendidikan Lingkungan untuk Anak (PELITA) yang digulirkan oleh PT Pertamina EP Subang Field (PEP Subang). Program Corporate Social Responsibility (CSR) di bidang pendidikan berbasis lingkungan ini untuk anak-anak usia dini (3-5 tahun).

Menurut Subang Field Manager PEP, Djudjuwanto, PELITA menggabungkan aspek pendidikan dan pendayagunaan sampah dan menjadi program unggulan yang memberikan manfaat baik bagi kehidupan masyarakat Desa Muktijaya, Cilamaya Kulon, Karawang, Jawa Barat.

“Awalnya, kami melakukan social mapping di desa tersebut. Hasilnya, kami menggulirkan program PELITA pada 2017 yang diterapkan di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Al-Firdaus. Orang tua murid dapat membayar sekolah dengan menggunakan sampah sekaligus mengajarkan untuk tidak membuang sampah sembarangan,” ujar Djudjuwanto.

Konsep pendidikan berbasis lingkungan ini dikembangkan melalui inisiasi dan inovasi penyusunan kurikulum tematik pengelolaan sampah untuk siswa PAUD. Kurikulum tematik pengelolaan sampah membuahkan hasil, hingga kini siap diterapkan dan dijadikan bahan ajar di seluruh Karawang.

"Melalui penerapan berbayar sampah, anak-anak dapat bersekolah di PAUD dengan gratis. Di sisi lain, anak-anak diajarkan mencintai lingkungan sejak dini. Sehingga harapannya adalah generasi bangsa di masa berikutnya, lebih aware terhadap lingkungan dan pada akhirnya alam nusantara menjadi lestari," tutur Djudjuwanto.

Program ini memiliki efek positif bagi masyarakat. Meski secara fondasi program ini berawal dari PAUD, namun banyak kegiatan lingkungan yang terdapat dalam program PELITA.

Kegiatan menabung sampah di PAUD AlFirdaus, awalnya diikuti 63 orang tua murid. Lambat laun, masyarakat sekitar turut menabung sampah. Hingga saat ini, nasabah bank sampah yang dikelola PAUD AL-Firdaus mencapai 180 orang dengan tabungan sampah yang terkumpul mencapai 1.323 kilogram.

“Total nasabah ini juga terus tumbuh setiap tahunnya,” ucap Djudjuwanto.

Siti Marini yang akrab dipanggil Rini, Kepala Sekolah PAUD AL-Firdaus, sangat mengapresiasi program PELITA. Menurutnya program itu seperti mata air di tengah gurun. "Program ini membantu menyadarkan masyarakat bahwa pendidikan itu penting, sampah ternyata bisa memberikan nilai ekonomi,” ujarnya.

PAUD Alam Al-Firdaus tidak hanya mengajarkan anak-anak perilaku cinta lingkungan dan menerapkan sekolah berbayar sampah, namun telah berkembang menjadi agent of change dengan turut mengubah perilaku orang tua murid dan masyarakat sekitar untuk merawat dan melestarikan lingkungan.

Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu orang tua murid, Wastiah. Pada awalnya, ia tak menyadari sepenuhnya bahwa sampah memiliki nilai guna. Namun lama kelamaan kesadaran itu tumbuh dengan sendirinya.

"Anak saya semangat sekali ke sekolah, bahkan sudah bisa memilah sampah kemudian dikumpulkan. Saya sebagai orang tua juga ikut bersemangat," ucap Wastiah.

Walaupun saat ini masih pandemi, Program PELITA tetap berjalan dan PAUD Al-Firdaus tetap beraktivitas meski secara daring. Menurut salah satu pengajar, Romlah mengatakan, selama pembelajaran daring, ia dan rekan pengajar lainnya mendatangike rumah masing-masing murid. Namun terkadang ada murid yang datang ke sekolah karena tidak memiliki gadget tapi jumlahnya dibatasi dan tetap melakukan physical distancing.

Usaha tak mengkhianati hasil, Program PELITA mampu memberikan dampak positif terhadap perkembangan masyarakat dan dunia pendidikan. Selain menjadi yang pertama di Karawang, PAUD Al-Firdaus telah memiliki jangkauan yang luas dan menjadi role model inovasi pendidikan berbasis lingkungan.

Bahkan pada 2019, program ini bekerja sama dengan The Southeast Asian Ministers of Education Organization Center for Early Childhood Care Education and Parenting (SEAMEO CECCEP) membuat best practice pengelolaan sampah. Di tahun yang sama, best practice ini diterapkan di 1.593 PAUD sebagai muatan lokal di Kabupaten Karawang.

Apa yang dilakukan PEP Subang dalam Program PELITA telah membuahkan hasil berupa apresiasi, baik dari dalam dan luar negeri, seperti penghargaan dari Bupati Karawang, Indonesia Green Awards, hingga The PEER Awards kategori pendidikan lingkungan. *HM/PEP/IN

Share this post