JAKARTA – Dalam rangka meningkatkan minat pekerja Pertamina untuk berinvestasi di reksa dana, Pertamina menggandeng Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar kegiatan Pekan Reksa Dana 2016 di Gedung Utama Pertamina Jakarta, 7-9 November 2016.
Sebanyak 18 perusahaan manajer investasi turut ambil bagian dalam acara yang bertema ‘Reksadana: Investasi Masa Depan, Mudah, dan Terjangkau’ ini. Dalam kesempatan tersebut para pekerja Pertamina dapat memperoleh informasi secara langsung dari para manajer investasi dan membuka rekening reksa dana langsung di tempat.
Senior Vice President Human Resources Pertamina, Insan Purwarisya mengatakan, kegiatan ini sebagai sarana meningkatkan edukasi bagi para pekerja bagaimana mengelola dana dari upah yang mereka terima. untuk masa depan nantinya terlebih untuk bekal nantinya pensiun.
“Acara ini sangat membantu kami sebagai tim manajemen HRD untuk mengedukasi para pekerja Pertamina dalam mengelola dana di usia yang masih muda sehingga para pekerja bisa lebih cermat dalam melakukan investasi masa depan,” ujar Insan.
Direktur Pengelolaan Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sujanto menyatakan, pihaknya menargetkan 5 juta investor dengan dana kelolaan Rp1.000 triliun sampai dengan tahun 2017. Karena itu, saat ini OJK mulai komprehensif membicarakan edukasi dan hal lainnya. Dirinya mengatakan, ada dua hal untuk mencapai target tersebut.
“Yang pertama, sosialisasi edukasi dan kedua adalah akses. Sebenarnya investor yang ada di kita masih besar. Reksadana itu harus dibuat mudah dan menarik. Karena memang potensi keuntungan reksadana menarik,” ungkap Sujanto.
Sementara itu Ketua APRDI Denny R Thaher mengatakan jumlah nasabah reksa dana di Indonesia masih sangat terbatas. Saat ini, jumlah nasabah reksa dana sekitar 250 ribu. Oleh karena itu, APRDI bersama OJK terus melakukan sejumlah terobosan guna memudahkan akses nasabah ke reksa dana.
“Pemahaman yang terus disosialisasikan kepada masyarakat adalah investasi di pasar modal itu mudah, terencana, dan murah. Saat ini, masih banyak masyarakat menilai investasi di pasar modal merupakan hal rumit, berisiko, dan mahal padahal dengan dana minimal Rp100 ribu saja Anda sudah bisa berinvestasi,” tambahnya.•IRLI