JAKARTA - PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) secara resmi me-launching Drilling Engineering Guidelines PHE Version 1.0, Standard Operating Procedure (SOP) Drilling & Workover PHE Version 1.0 serta Drilling Information System (DIS) PHE, di PHE Tower, pada (15/2).
Acara diawali dengan penandatanganan validation paper oleh Head of Drilling Engineering PHE Jufrihadi dan VP Technical Support PHE Zakaria Harun kemudian disahkan oleh President Director PHE R. Gunung Sardjono Hadi. Selanjutnya, kedua dokumen ini diserahkan secara resmi oleh President Director PHE kepada Direktur Hulu Syamsu Alam untuk dapat diimplementasikan di seluruh APH.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam menginstruksikan agar kedua dokumen ini bisa dikelola di level perseroan dan dipakai oleh seluruh Anak Perusahaan Hulu (APH). “Selamat kepada tim penyusun yang telah membuat acuan buat kita semua. Saya sangat mengapresiasi. Kita ketahui bersama bahwa drilling biayanya paling besar dalam industri ini. Sudah selayaknya kita mempunyai acuan atau standar yang bisa kita gunakan. Berlakukan dan susun kaidah keselamatan agar dapat digunakan di semua APH. Kami jajaran manajemen akan memberikan support,” tegasnya.
Syamsu Alam kembali mengingatkan pentingnya HSSE. “Terapkan guidelines dan SOP yang ada dan pastikan semua operasi berjalan sesuai prosedur. Jika tidak, maka akibatnya akan fatal. Bekerjalah dengan efisien, efektif dan safety yang paling utama,” harapnya.
Sementara President Director PHE R. Gunung Sardjono Hadi berharap, dengan diluncurkannya guidelines ini, komunikasi dan sharing ilmu antar APH akan lebih intens. “Dengan begitu, kita dapat meningkatkan capability dengan memperbaiki seluruh sistem proses bisnis yang ada,” ujarnya.
Ia menambahkan, ini adalah suatu wujud komitmen yang digagas pada tahun 2014 di Bandung dalam rangka melakukan standarisasi untuk menuju world class. “Pertamina Explorations Way, Pertamina Upstream Development Way, dan Pertamina Drilling Way telah tercapai. Selanjutnya kita rencanakan penyusunan Pertamina Operations Production Way. Nantinya semua ini dapat dipakai seluruh APH dan jadi standar pelaksanaan operasional di lapangan,” tegasnya.
Sedangkan VP Technical Support PHE Zakaria Harun mengungkapkan sejarah lahirnya kedua dokumen ini yang tidak terlepas dari kondisi dan kinerja pemboran yang ada di lingkungan Anak Perusahaan PHE. “Keberagaman sistem kerja lintas Anak Perusahaan, adanya temuan audit, tidak adanya SOP Drilling dan Workover di AP PHE yang baru bergabung serta banyaknya permasalahan pemboran dan inefisiensi, memaksa PHE harus mempunyai satu standar baku di level korporasi yang berkaitan dengan Drilling dan Workover,” jelasnya.
Ia memaparkan, Drilling Engineering Technical Support menginisiasi pembuatan kedua dokumen dengan melibatkan partisipasi aktif dari seluruh AP PHE baik yang bergerak di bidang offshore, onshore & unconventional hydrocarbon. Selain itu, pembuatannya juga melibatkan para ahli dari PTC. Komite Drilling Pertamina dan AP Hulu lainnya, seperti PT. Pertamina EP, Drilling UTC dan PGE juga ikut terlibat aktif dalam pembuatan kedua dokumen ini. sedangkan pembuatan Drilling Information System juga melibatkan UTC dan AP PHE.
Drilling Engineering Guidelines PHE version 1.0 berfungsi sebagai manual atau petunjuk kerja dalam mendesain suatu sumur migas, sedangkan SOP Drilling & Workover verison 1.0 berfungsi sebagai petunjuk kerja bagaimana membuat sumur migas seperti yang telah direncakanan berdasarkan drilling engineering guidelines. Kedua dokumen ini merupakan salah satu bentuk implementasi dari Pertamina Drilling Way version 2.0 dan menjadi juklak untuk empat bab yang ada di Pertamina Drilling Way (PDW) version 2.0.
Pada kesempatan yang sama diserahkan juga penghargaan untuk rig dan sumur berkinerja terbaik tahun 2015 di lingkungan Anak Perusahaan PHE. Penghargaan untuk rig onshore terbaik tahun 2015 diberikan kepada Rig PDSI-56. Rig Offshore terbaik tahun 2015 diberikan kepada Ensco-56. Sumur Eksplorasi terbaik diberikan North Meraksa (NRM)-1X dari JOB Pertamina Talisman Ogan Komering (PTOK). Sumur Development Onshore Terbaik diberikan kepada Sukowati (SKW) - Inj1A dari JOB Pertamina Petrochina East Java (PPEJ), dan terakhir Sumur Development Offshore terbaik diberikan kepada KLC-5 dari PHE Offshore North West Java (ONWJ).• e1/ Jufrihadi