Surabaya – Direktorat Hulu Pertamina melalui Fungsi Eksplorasi menggelar acara Peluncuran Pertamina Explorations Way dan Workshop “Pertamina Risk Analysis & Prospect Evaluation”, yang berlangsung pada Senin-Jumat (11-15/11) di Hotel Sangri-La Surabaya.
Peluncuran tersebut dimaksudkan untuk memperkenalkan Pertamina Explorations Way sebagai suatu kerangka acuan kerja eksplorasi kepada seluruh jajaran hulu berikut anak perusahaan lingkup bisnis hulu Pertamina, sekaligus melakukan standarisasi cadangan prospek bagi seluruh anak perusahaan.
Peluncuran Pertamina Exploration Way ditandai dengan pemukulan gong oleh Direktur Hulu Pertamina Muhamad Husen, disaksikan Senior Vice President Upstream dan Strategic Planning Operations and Evaluation Djohardi Angga Kusuma, Senior Vice President Exploration Rony Gunawan, Perwakilan Mckinsey, serta Direktur dan Manajemen Anak Perusahaan, dan para peserta Workshop.
SVP Exploration Rony Gunawan menjelaskan, Pertamina pada 2025 mencanangkan produksi 2,2 juta barel setara minyak per hari (MMBOEPD) yang berarti empat sampai lima kali lipat dari jumlah produksi saat ini. Oleh karenanya, kegiatan ekplorasi harus diintensifkan semaksimal mungkin di tengah keterbatasan yang dimiliki.
Untuk itulah, proses eksplorasi harus mempunyai suatu standar kerja yang mutlak diperlukan apalagi perusahaan tersebut sedang beranjak ke level tertinggi, yaitu perusahaan kelas dunia. “Dalam proses eksplorasi , kita harus mempunyai suatu standar kerja, yang mutlak diperlukan perusahaan skala kelas dunia,” tegas Rony.
Sejalan dengan apa yang disampaikan Rony, di kesempatan yang sama Direktur Hulu Pertamina Muhamad Husen memaparkan, saat ini konsumsi energi di Indonesia sekitar 3 juta barrel oil equivalent per hari, sedangkan Indonesia baru bisa memenuhi sekitar 1,8 juta barrel oil equivalent per hari (60%) dan sisanya harus diimpor. Itu artinya, Pertamina setiap harinya harus menyiapkan dana sebesar USD 100-150 juta per hari untuk mengimpor minyak.
Husen melanjutkan, pada 2025 Pertamina memprediksi konsumsi minyak di Indonesia mencapai 9 juta barel per hari, atau tiga kali lipat dari konsumsi saat ini. “Kira-kira di 2025 konsumsi kita sekitar 9 juta barrel oil equivalent.Apakah itu mau impor semua, atau nanti kita mau menghabiskan satu hari 700 juta untuk kita bakar-bakar baik di kendaraan bermotor maupun untuk listrik,” kata Husen menyatakan kekhawatirannya.
Diharapkan, lewat acara dimaksud seluruh jajaran bisnis hulu Pertamina familier dengan konsep-konsep yang terkandung dalam Pertamina Explorations Way, sebagai acuan ketika menyusun rencana kerja eksplorasi dan tahapan eksekusinya. Di samping itu, agenda ini juga merupakan wahana sosialisasi dan ajang pemahaman dalam rangka standarisasi peringkat prospek siap bor serta penetapan kriteria temuan cadangan yang berlaku untuk seluruh anak perusahaan rumpun bisnis hulu Pertamina. Untuk mencapai visi Pertamina 2025 menjadi Asian Energy Champion.•DIT. HULU - Rizky/Urip